Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Belanda Menjajah Indonesia Paling Lama?

Kompas.com - 31/07/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Pada abad ke-16, bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, Spanyol, dan Inggris, mulai berlayar ke wilayah timur.

Salah satu tujuan mereka adalah untuk mencari rempah-rempah. Dari pelayaran tersebut, mereka sampai ke Indonesia yang memiliki kekayaan alam sangat melimpah.

Semula mereka hanya berdagang, tetapi keserakahan mulai muncul dan timbul keinginan untuk menguasai nusantara.

Di antara bangsa-bangsa Eropa yang datang, Belanda adalah bangsa yang paling lama menjajah Indonesia.

Lantas, mengapa Belanda bisa menjajah Indonesia dalam jangka waktu yang paling lama dari bangsa Eropa lainnya?

Belanda mampu mengusir bangsa Eropa lainnya

Pada 1596, Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pertama kali mendarat di Banten.

Saat itu, sudah banyak bangsa asing yang melakukan perdagangan di Indonesia. Bahkan beberapa kerajaan telah terikat perjanjian perdagangan dengan Portugis dan Spanyol.

Kedatangan Belanda dimanfaatkan oleh kerajaan untuk melepaskan diri dari Portugis. Kesempatan ini tentu saja dimanfaatkan Belanda dengan sebaik-baiknya.

Belanda mampu mengusir bangsa Eropa lainnya dari Indonesia. Pada akhirnya, Spanyol memilih menjajah Kepulauan Filipina, Portugis menyingkir untuk menguasai Timor Timur, dan Inggris menjajah Malaysia.

Bantuan Belanda ini tidak gratis, upah yang mereka minta adalah kebebasan untuk berdagang di nusantara.

Lambat laun, Belanda mulai membentuk kongsi dagang VOC dan melakukan praktik monopoli perdagangan di Indonesia.

Untuk mempertahankan kekuasaannya, Belanda juga membuat banyak kebijakan seperti kerja rodi dan sistem tanam paksa yang tentu saja membuat rakyat Indonesia semakin menderita.

Baca juga: Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten

Belanda melakukan politik adu domba

Kekuasaan Belanda di Indonesia dapat bertahan sangat lama karena politik kejamnya, yaitu politik adu domba atau devide et impera.

Pada masa penjajahan Belanda, sering terjadi peperangan antarkerajaan di nusantara.

Belanda kemudian bermain licik dengan mengadu domba raja-raja di daerah sehingga mereka terhasut dan terjadilah perang saudara untuk memperebutkan takhta.

Setelah terjadi keributan di keluarga kerajaan, Belanda akan datang memberi bantuan.

Pengalaman membuktikan bahwa kerajaan yang dibantu Belanda akan memenangkan peperangan.

Akan tetapi, setiap bantuan tentu saja diikuti dengan upah, yaitu sebagian wilayah kerajaan yang dikalahkan.

Dengan politik adu domba, Belanda dapat meraup dua keuntungan, yaitu mendapatkan wilayah untuk dikuasai dan raja yang dibantu menjadi kaki tangannya.

Cara ini menjadikan Belanda dapat menguasai sebagian besar wilayah di nusantara dalam waktu yang sangat lama.

Baca juga: Devide et Impera: Asal-usul dan Upaya-upayanya di Nusantara

Kegagalan perjuangan bangsa Indonesia

Selama berabad-abad dijajah, bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik.

Perlawanan dilakukan oleh raja, sultan, pangeran dari lingkungan keraton, ataupun dari petani di berbagai daerah.

Perjuangan yang dilakukan oleh rakyat dan penguasa di berbagai daerah telah menunjukkan bahwa Indonesia tidak ingin dijajah.

Akan tetapi, perlawanan yang dilakukan sampai dengan tahun 1908 selalu mengalami kegagalan dan belum berhasil mengusir Belanda dari nusantara.

Kegagalan dalam melawan penjajahan Belanda di Indonesia tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut.

  • Tidak adanya persatuan di antara rakyat serta kerajaan-kerajaan di Indonesia, sehingga perlawanan yang dilakukan masih bersifat kedaerahan.
  • Lemahnya sumber daya manusia rakyat Indonesia dibandingkan dengan sumber daya manusia bangsa penjajah.
  • Perlengkapan militer bangsa penjajah lebih modern, sehingga perlawanan bangsa Indonesia dapat dilumpuhkan dengan mudah.
  • Perjuangan rakyat di berbagai daerah tergantung pada pemimpin, sehingga apabila pemimpin tertangkap atau terbunuh, mereka tidak akan mampu melanjutkan perlawanan.
  • Adanya pengkhianatan oleh orang Indonesia yang menginginkan kedudukan, jabatan, atau kekayaan dari pemerintah kolonial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com