KOMPAS.com - Kabupaten Wonosobo dinyatakan sah berdiri pada 24 Juli 1825, tepat hari ini 196 tahun lalu.
Dalam sejarahnya, tanggal tersebut merupakan peringatan atas kemenangan yang sangat gemilang dari seorang tokoh bernama Muhamad Ngarpah dan Mulya Sentika.
Bersama pasukan angkatan perang mereka, kedua tokoh tersebut berhasil melawan Belanda dalam pertempuran di daerah Legorok, perbatasan antara Magelang dan Wonosobo.
Atas jasanya tersebut, Pangeran Diponegoro menganugerahkan gelar kehormatan Kandjeng Raden Tumenggung Setjanegara kepada Muhamad Ngarpah.
KRT Setjanegara kemudian dinobatkan sebagai bupati Wonosobo yang pertama (1825-1832). Kendati demikian, kata Wonosobo ternyata telah dikenal jauh sebelum 1825.
Lantas bagaimana sebenarnya sejarah Kabupaten Wonosobo?
Baca juga: Sejarah Provinsi Banten
Berdasarkan peninggalan sejarah, wangsa-wangsa Jawa awal diperkirakan muncul di daerah sekitar Dieng, Wonosobo.
Seperti di antaranya Kerajaan Kalingga dan selanjutnya disusul oleh Dinasti Sanjaya-Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno.
Bukti-bukti munculnya wangsa Kerajaan Mataram Kuno ini dapat dilihat dari prasasti dan candi yang tersebar di Dieng.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Kompleks Candi Dieng masih menyimpan misteri terkait asal-usul dan pendirinya.
Sebab, hingga kini belum ditemukan informasi tertulis mengenai candi yang disebut sebagai bangunan keagamaan tertua di Jawa itu.
Pada awal abad ke-17, masuknya agama Islam membawa perubahan besar bagi wilayah Wonosobo.
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonosobo pun tidak dapat dipisahkan dari kisah tiga pengelana bernama Kyai Kolodete, Kyai Karim dan Kyai Walik.
Mereka adalah perintis permukiman di tiga wilayah Wonosobo, Kyai Kolodete berada di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim di daerah Kalibeber, dan Kyai Walik di sekitar Kota Wonosobo sekarang ini.
Sejak saat itu, daerah ini mulai berkembang dan mereka dianggap sebagai tokoh yang menurunkan penguasa-penguasa Wonosobo selanjutnya.