Pada masa pemerintahan Sultan Orhan I, dibangun sistem pertahanan militer yang tangguh.
Ia juga menerapkan disiplin yang keras terhadap tentara-tentaranya.
Di bawah kepemimpinannya, Kekaisaran Turki Usmani dapat merebut Brussa, Kassovo, Nikopal, dan Gallipoli, yang merupakan daerah Eropa pertama yang dikuasai oleh Ottoman.
Sultan Orhan I juga melanjutkan penyerangan terhadap Kekaisaran Bizantium.
Mehmed II adalah sultan Turki Usmani ke-7 yang berkuasa antara 1444-1446 dan 1451-1481.
Ia dikenal atas pencapaiannya dalam menaklukkan Konstantinopel pada 1453, yang sekaligus mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur.
Sejak saat itu, Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota Kekaisaran Ottoman dan namanya diubah menjadi Istanbul.
Dengan dikuasainya Konstantinopel, maka kesempatan Ottoman untuk menguasai daerah-daerah di sekitar Semenanjung Balkan semakin lebar.
Baca juga: Kekhalifahan Bani Umayyah: Masa Keemasan dan Akhir Kekuasaan
Suleiman I atau umumnya dikenal sebagai Suleiman the Magnificent (Suleiman yang Agung) di Barat adalah sultan Turki Usmani ke-10 yang berkuasa antara 1520-1566.
Di bawah kekuasaannya, Kekaisaran Ottoman berhasil mencapai puncak kejayaan.
Praktik ekspansi yang dilakukan Sultan Suleiman I selama berkuasa berhasil membawa wilayah Asia Kecil, Armenia, Irak, Syria, Hejaz, dan Yaman di Asia Barat; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika Utara; serta Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa Timur, jatuh ke tangan Kekaisaran Turki Usmani.
Di bawah pemerintahannya, armada Ottoman mendominasi laut dari Mediterania ke Laut Merah dan melalui Teluk Persia.
Hal lain yang membuat Sultan Suleiman I berbeda dari pendahulunya adalah ia dikenal sebagai legislator ulung hingga disebut sebagai Al-Qanuni atau pembuat undang-undang.
Sultan Suleiman I berusaha mereformasi undang-undang supaya sesuai dengan perubahan pada kekaisaran, tetapi tetap tidak melanggar hukum Islam.
Hasilnya adalah Undang-Undang Utsmaniyah yang kemudian diterapkan oleh kekaisaran selama lebih dari tiga abad.