Pada akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii guna mendirikan organisasi pergerakan yang akan menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Baca juga: Cheng Ho, Laksamana Muslim yang Berpengaruh di Indonesia
Sun Yat Sen dikenal akan ideologi atau pemikirannya yang disebut Tiga Prinsip Rakyat.
Tiga prinsip yang dimaksud sering diringkas sebagai nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Nasionalisme yang dimaksud adalah bahwa China harus mengembangkan kesadaran nasional untuk menyatukan rakyatnya dalam menghadapi agresi imperialis.
Prinsip demokrasi berarti kekuatan rakyat untuk mengekspresikan keinginan politik mereka.
Sementara kesejahteraan rakyat dapat dipahami sebagai kritik langsung terhadap pemerintahan Dinasti Qing membiarkan rakyatnya hidup dalam kemelaratan.
Filosofi politik ini adalah pandangan Sun Yat Sen mengenai pemerintahan yang ideal untuk membangun China.
Tiga Prinsip Rakyat diklaim sebagai landasan kebijakan Republik China dan prinsip-prinsip tersebut juga muncul di baris pertama lagu kebangsaan China.
Ideologi Sun Yat Sen tetap fleksibel, yang sangat mencerminkan keyakinan pribadinya.
Hal inilah yang membuat dirinya menjadi tokoh kunci revolusi dan memiliki hubungan baik dengan semua fraksi gerakan.
Baca juga: Revolusi Oktober: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Ketika kembali ke China pada 1883, Sun Yat Sen merasa sangat terganggu dengan keterbelakangan di negerinya.
Penguasa menuntut pajak yang terlalu tinggi, sementara rakyatnya dibiarkan miskin dan tidak memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan pemikiran.
Oleh karena itu, Sun Yat Sen yakin bahwa China perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi.
Setelah meninggalkan dunia medis, ia kembali ke Hawaii guna mendirikan organisasi pergerakan yang akan menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Pada 1894, Sun Yat Sen mulai menyerukan penghapusan monarki dan pembentukan republik.