Atas jasanya itu, Laurenzns Cardeel yang kemudian masuk islam diberi gelar Pangeran Wiraguna oleh sultan.
Pada 1808, Keraton Surosowan dihancurkan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman William Daendels.
Serangan ini terjadi karena pihak Kesultanan Banten menolak tiga permintaan Belanda, yaitu:
Baca juga: Masjid Agung Banten: Sejarah, Arsitektur, dan Akulturasi Budaya
Bangunan Keraton Surosowan memiliki kemiripan dengan benten kolonial.
Pada bagian luarnya dikelilingi dinding berbentuk benteng setinggi 7,25 meter dan bastion, yang digunakan untuk memantau kondisi di sekitar keraton.
Bastion keraton ini berjumlah empat, dan di antara bastion tersebut terdapat bangunan melengkung.
Keraton Surosowan memiliki beberapa pintu masuk, tetapi saat ini hanya tersisa dua pintu saja yang terletak di bagian utara dan timur.
Pada bagian tengahnya terdapat bekas pemandian sultan dan beberapa kolam lainnya yang disebut Rara Denok dan Pancuran Mas.
Sumber air pemandian tersebut dari suatu tempat bernama Tasikardi, atau danau buatan yang terletak di sebelah selatan keraton.
Saat ini, sebagian besar sisa-sisa bangunan Keraton Surosowan telah terpendam di dalam tanah.
Sisa-sisa bangunan yang masih dapat dilihat setelah dilakukan pemugaran antara lain tembok keliling, struktur pondasi bangunan, struktur lantai, saluran air, kolam pemandian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.