Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Surosowan: Fungsi dan Sejarah Berdirinya

Kompas.com - 03/07/2021, 15:46 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

Atas jasanya itu, Laurenzns Cardeel yang kemudian masuk islam diberi gelar Pangeran Wiraguna oleh sultan.

Pada 1808, Keraton Surosowan dihancurkan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Herman William Daendels.

Serangan ini terjadi karena pihak Kesultanan Banten menolak tiga permintaan Belanda, yaitu:

  • Sultan harus mengirimkan 1000 orang rakyat setiap hari untuk dipekerjakan di Ujung Kulon.
  • Menyerahkan Patih Mangkubumi Wargadiraja ke Batavia
  • Sultan harus memindahkan keratonnya ke daerah Anyer, karena Surosowan akan dijadikan benteng Belanda

Baca juga: Masjid Agung Banten: Sejarah, Arsitektur, dan Akulturasi Budaya

Bangunan Keraton Surosowan

Bangunan Keraton Surosowan memiliki kemiripan dengan benten kolonial.

Pada bagian luarnya dikelilingi dinding berbentuk benteng setinggi 7,25 meter dan bastion, yang digunakan untuk memantau kondisi di sekitar keraton.

Bastion keraton ini berjumlah empat, dan di antara bastion tersebut terdapat bangunan melengkung.

Keraton Surosowan memiliki beberapa pintu masuk, tetapi saat ini hanya tersisa dua pintu saja yang terletak di bagian utara dan timur.

Pada bagian tengahnya terdapat bekas pemandian sultan dan beberapa kolam lainnya yang disebut Rara Denok dan Pancuran Mas.

Sumber air pemandian tersebut dari suatu tempat bernama Tasikardi, atau danau buatan yang terletak di sebelah selatan keraton.

Saat ini, sebagian besar sisa-sisa bangunan Keraton Surosowan telah terpendam di dalam tanah.

Sisa-sisa bangunan yang masih dapat dilihat setelah dilakukan pemugaran antara lain tembok keliling, struktur pondasi bangunan, struktur lantai, saluran air, kolam pemandian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com