Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puputan Bayu: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 29/06/2021, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Setelah penangkapan Pangeran Agung Wilis, VOC semakin bersikap sewenang-wenang terhadap rakyat Blambangan.

Bahan pangan dirampas dan rakyat menjadi korban tanam paksa serta kerja paksa.

Kondisi ini membuat rakyat berbondong-bondong menyelamatkan diri ke Bayu, yang masuk dalam Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.

Di daerah inilah kepemimpinan rakyat Blambangan melawan Belanda dilanjutkan oleh Mas Rempeg atau Pangeran Jagapati.

Pangeran Jagapati memimpin perjuangan rakyat pada 1771-1772, yang kemudian dikenal dengan sebutan Puputan Bayu atau Perang Bayu.

Perjuangan yang dipimpin oleh Pangeran Jagapati ini dikatakan sebagai puncak perlawanan rakyat Blambangan dan perang habis-habisan terhadap penjajah Belanda.

Pangeran Jagapati melancarkan serangan besar-besaran pada 18 Desember 1771.

Tanggal peristiwa puncak Puputan Bayu inilah yang kemudian dipilih menjadi hari jadi Kota Banyuwangi.

Puputan Bayu cukup berhasil karena mampu menghancurkan pertahanan Belanda dan menewaskan banyak pemimpin militernya.

Akan tetapi, Blambangan sendiri juga porak-poranda dan puluhan ribu penduduknya menjadi korban.

Pangeran Jagapati gugur dalam Perang Bayu dan benteng terakhir Blambangan jatuh ke tangan VOC pada 1773.

Dengan begitu, pertempuran berakhir dan Blambangan resmi dikuasai VOC.

Baca juga: Perang Indochina I, II, dan III

Dampak Puputan Bayu

1. Gugurnya sejumlah pejabat dan perwira militer Belanda

Meski berhasil memenangkan pertempuran, Belanda mengalami kerugian besar akibat Puputan Bayu.

Pasalnya, VOC tidak hanya kehilangan ratusan tentara, tetapi sejumlah pejabat dan perwira militernya juga gugur dalam pertempuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com