Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Guntung, Pemberontakan Rakyat Siak Melawan Belanda

Kompas.com - 29/06/2021, 10:32 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa kekuasaan VOC, Riau menjadi salah satu daerah yang diperebutkan karena letaknya yang strategis, di jalur perdagangan internasional.

VOC pun terus berusaha memperluas kekuasaannya dengan memonopoli pusat perdagangan di wilayah Riau.

Keinginan VOC ini ditentang para penguasa kerajaan karena dianggap dapat melemahkan ekonomi kerajaan-kerajaan di Riau.

Tindakan semena-mena VOC inilah yang menjadi latar belakang terjadinya perang di Guntung, antara Siak melawan Belanda, atau disebut Perang Guntung.

Baca juga: Kerajaan Siak: Silsilah Raja, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan

Awal mula Perang Guntung

Perang antara Kerajaan Siak dan VOC mulai berkobar di bawah pimpinan Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

Setelah Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat, perlawanan dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzhaffar Syah atau dikenal sebagai Tengku Buwang Asmara.

Untuk menghadapi serangan pasukan Siak, VOC melakukan blokade ekonomi.

Upaya ini dilakukan dengan membangun benteng-benteng pertahanan di sepanjang jalur pelayaran menuju Sungai Siak.

Kapal-kapal dagang yang akan menuju Sungai Siak ditahan VOC di benteng-benteng tersebut hingga akhirnya membuat perekonomian kerajaan terganggu.

Siak pun menyiapkan kekuatan lebih besar dengan mengirim kapal perang yang dilengkapi persenjataan lengkap ke Pulau Guntung untuk melawan aksi VOC.

Nama kapal perang Kerajaan Siak untuk melawan VOC ini disebut "Harimau Buas".

Namun, pertahanan berlapis VOC di Pulau Guntung masih membuat Siak kewalahan.

Baca juga: Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten

Siasat Hadiah Sultan

Karena pertahana VOC gagal ditembus, Sultan Siak memerintahkan pasukannya mundur ke garis pertahanan.

Tengku Buwang Asmara bersama para panglima pun memilih untuk mengatur siasat baru sebelum kembali melawan.

Mereka sepakat tidak akan melawan VOC dengan peperangan, tetapi melalui siasat tipu daya.

Strategi perlawanan rakyat Siak untuk mengalahkan VOC dikenal dengan sebutan "siasat hadiah sultan", di mana sultan berpura-pura meminta damai dengan VOC.

Ajakan damai pun disambut baik oleh VOC dan perundingan di antara keduanya dilakukan di loji Pulau Guntung.

Dalam pertemuan itu, VOC memaksa Tengku Buwang Asmara melakukan kesepakatan yang isinya sangat merugikan rakyat Siak.

Sesuai rencana, Sultan Siak kemudian memberikan isyarat kepada pasukan Siak yang sebenarnya telah mengepung loji VOC.

Pasukan Suak segera menyerang pasukan VOC dan membakar seluruh bangunan loji.

Meski pasukan Tengku Buwang Asmara berhasil memenangkan Perang Guntung, tetapi siasat ini belum mampu mengusir VOC dari Siak.

Bahkan hampir satu abad setelahnya, Kerajaan Siak terpaksa tunduk kepada VOC.

 

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Perlawanan terhadap Penjajah di Sumatera dan Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com