Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Pasundan (RIS)

Kompas.com - 16/06/2021, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara Pasundan adalah sebuah negara federal yang dibentuk di bagian barat Pulau Jawa Indonesia oleh Belanda pada 1948. 

Saat ini Negara Pasundan telah mencakup Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

Negara Pasundan sendiri dideklarasikan pada 4 Mei 1947, namun baru diresmikan setahun kemudian. 

Baca juga: Sejarah Museum Fatahillah

Sejarah

Pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang sempat dijajah oleh Belanda. 

Kala itu, Belanda ingin mempertahankan kendali serta konflik bersenjata. 

Pada November 1946, Indonesia dan Belanda terlibat dalam Perjanjian Linggarjati, di mana Belanda mengakui otoritas de facto Indonesia atas Jawa dan Sumatera.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk bersama-sama membentuk Republik Indonesia Serikat. 

Namun, Belanda justru mulai membentuk negara federal secara sepihak, dimulai dengan Negara Indonesia Timur pada Desember 1946. 

Pada 30 Juli 1947, Belanda melancarkan aksinya. Belanda menguasai Jawa Barat serta Madura dan daerah sekitar Semarang, Medan, dan Palembang.

Saat Wakil Gubernur Jenderal van Mook melakukan tahapan awal membentuk Indonesia Serikat, mantan Bupati Garut Soeria Kartalegawa mendirikan Partai Rakyat Pasundan di Bogor.

Namun, karena reputasi Kartalegawa sangatlah buruk, ia sampai dijuluki koruptor oleh Van der Plas, seorang pegawai sipil Hindia Belanda, sehingga ia tidak dijadikan ketua pada partai itu.

Kartalegawa pun terus berusaha mewujudkan Negara Pasundan yang merdeka dari Indonesia. 

Pada 4 Mei 1947, dalam sebuah pertemuan di Bandung, Kartalegawa memproklamasikan Negara Pasundan. 

Meskipun telah dilarang oleh Van Mook, pejabat Belanda setempat tetap menyediakan truk-truk untuk mengangkut para pengikut Kartalegawa ke Bogor. 

Baca juga: Sejarah Museum Nasional Indonesia

Negara Pasundan Republiken

Jika Negara Pasundan versi Kartalegawa dari golongan federalis kurang didukung, maka berbeda dengan Negara Pasundan buatan Wiranatakusumah, dari golongan republiken. 

Ia melibatkan para tokoh Sunda dalam konferensi. 

Sikap politik yang ada di dalam Negara Pasundan Republiken adalah yang mendukung Republik Indonesia Serikat dan menolak Indonesia Serikat. 

Salah satu tokoh penting dalam perjuangan Negara Pasundan Republiken ini adalah Wiranatakusumah yang kemudian diangkat menjadi Presiden Pasundan. 

Wiranatakusumah menjadi sosok figur yang memperjuangkan nasib kaum pegawai bumiputera. 

Ia menginginkan agar bupati tidak hanya membirokrasi pemerintah, tetapi juga harus berpolitik untuk kepentingan kaum pribumi. 

Saat diadakan konferensi pangreh praja pada 2 September 1945 di Jakarta, Wiranatakusumah menjadi tokoh penting yang berperan. 

Ia mendesak pangreh praja untuk mendekati rakyat dan komite-komite nasional untuk menghindari anggapan campur tangan dalam kedudukan mereka. 

Kedekatan ini rupanya membawa Wiranatakusumah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia pertama. 

Gagalnya Kartalegawa dalam mendirikan Negara Pasundan menyadarkan Belanda bahwa ia bukanlah tokoh yang berpengaruh di Pasundan. 

Kemudian, Belanda melibatkan semua lapisan masyarakat melalui sebuah konferensi untuk membangun Negara Bagian Pasundan. 

Baca juga: Tokoh-tokoh Perjuangan Non-Kooperatif Masa Pendudukan Jepang

Konferensi 

Bandung, 12 - 19 Oktober 1947 

Pembicaraan utama dalam konferensi ini adalah perlu atau tidaknya pembentukan Negara Pasundan. 

Ada 3 pendapat di dalamnya, yaitu:

  • Federalis menghendaki pendirian Negara Pasundan yang terpisah dari Indonesia
  • Republiken tidak menghendaki berdirinya suatu negara yang terpisah dari Indonesia
  • Kelompok abstain atau yang tidak memberikan suara

Dari konferensi pertama ini belumlah berhasil membentuk Negara Pasundan. 

Bandung, 16-20 Desember 1947 

Melibatkan bangsa pribumi, pendatang Cina, Arab, dan orang Belanda. 

Bandung, 23 Februari - 5 Maret 1948 

Konferensi ini bertujuan untuk melaksanakan setiap keputusan yang sudah disepakati dalam konferensi-konferensi sebelumnya, yaitu berdirinya Negara Pasundan. 

 

Referensi: 

  • Ensiklopedi Umum. (1977). Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com