Selama 15 tahun, Tuanku Tambusai sering meminta bantuan pasukan dari Batavia.
Tetapi, berkat kecerdasannya, Tambusai behasil menghancurkan benteng Belanda Fort Amerongen.
Bonjol yang sudah jatuh ke tangan Belanda berhasil ia rebut kembali.
Karena sangat sulit dikalahkan, Belanda menjuluki Tambusaai sebagai De Padrische Tijger van Rokan atau Harimau Paderi dari Rokan.
Pada 28 Desember 1838, benteng Dalu-Dalu jatuh ke tangan Belanda.
Melalui sebuah pintu rahasia, Tambusai berhasil melarikan diri dari kepungan Belanda dan sekutunya.
Baca juga: Cut Meutia: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup
Ia pun kabur dan wafat di Seremban, Malaysia, pada 12 November 1882.
Berkat jasa-jasanya, Tuanku Tambusai diberi gelar Pahlawan Nasional pada 1995.
Ia dikenang menjadi salah satu tokoh yang berani menentang penjajahan Hindia Belanda.
Referensi: