Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustinus Adisucipto: Pendidikan, Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 05/06/2021, 13:26 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

 

 

KOMPAS.com - Agustinus Adisucipto adalah seorang komodor udara Indonesia yang berasal dari Salatiga. 

Adisucipto menjadi satu-satunya orang yang memiliki ijazah Groote Militaire Brevet atau penerbang pada masa itu. 

Sehingga, ia ditugaskan untuk memimpin kesatuan operasi dengan basis Maguwo.

Oleh karena itu, Adisucipto pun disebut sebagai perintis utama pendidikan penerbangan di Indonesia.

Adisucipto juga disebut sebagai Bapak Penerbang Indonesia. 

Baca juga: Robert Wolter Mongisidi: Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kehidupan

Agustinus Adisucipto atau yang akrab disapa Tjip lahir di Salatiga, 4 Juli 1916. 

Ia merupakan putra sulung dari Roewidodarmo, seorang pensiunan pemilik sekolah di Salatiga. 

Saat masih muda, Adisucipto memiliki kegemaran membaca buku filsafat kemiliteran serta filosofi, kemudian buku-buku olahraga. 

Ketika ia sudah lulus dari sekolah menengah pertama atau Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Adisucipto berniat untuk ikut tes sekolah penerbangan di Kalijati. 

Namun, keinginannya ini ditentang oleh sang ayah, sehingga ia masuk Algeemene Middelbare School (AMS) di Semarang. 

Setelah lulus pada 1936, Adisucipto kembali memohon kepada sang ayah untuk diizinkan mengikuti pendidikan sekolah militer Breda (negeri Belanda). 

Tetapi, sang ayah justru menyarankannya untuk masuk ke sekolah kedokteran. 

Karena merasa tidak ada lagi harapan, Adisucipto pun menuruti saran sang ayah. Ia kuliah di Genneskundige Hooge School atau sekolah tinggi kedokteran di Jakarta.

Baca juga: Yos Sudarso: Kiprah, Peran, dan Akhir Hidupnya

Kiprah

Meskipun selama berkuliah di sana Adisucipto termasuk mahasiswa yang rajin, pikirannya tetaplah berada di "udara". 

Oleh sebab itu, secara diam-diam Adisucipto mengikuti test penerinaman Militaire Luchtvaart Opleidings School atau sekolah pendidikan penerbangan militer di Kalijati. 

Ia lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Dari hasil ini, ayahnya pun akhirnya mengizinkan Adisucipto untuk menempun sekolah penerbangan. 

Kini cita-cita Adisucipto telah tercapai, ia mencurahkan semua perhatiannya kepada lapangan idamannya. 

Setelah lulus dari tingkat pertama, Adisucipto diterima sebagai kadet penerbang. 

Bersamaan dengan sembilan siswa lainnya, Adisucipto mencapai tingkat Vaandrig Kortverbang Vlieger atau Letnan Muda calon penerbang ikatan pendek. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com