Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadaan Alam pada Kala Pleistosen

Kompas.com - 05/06/2021, 10:54 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Zaman Pleistosen atau Plestosen yang berlangsung selama beberapa juta tahun adalah masa terpanjang yang dilalui manusia dalam kehidupannya.

Pada zaman ini, kondisi bumi mulai membaik, tetapi keadaan alam masih tidak stabil.

Iklim, bentuk fisik bumi, dan berbagai faktor alam lainnya masih terus berubah.

Oleh karena itu, kehidupan manusia pada kala Pleistosen terpusat pada kegiatan mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan.

Dengan kemampuan yang masih terbatas, manusia purba hidup dengan cara berburu dan meramu.

Di Indonesia, masa berburu dan meramu dialami oleh manusia jenis Pithecanthropus (Homo erectus) dan manusia Wajak (Homo sapiens).

Tingkat penghidupan di kala Pleistosen yang mulanya sangat sederhana, terus mengalami kemajuan sesuai dengan pengalaman yang diperoleh manusia dari masa ke masa.

Kemajuan yang dialami berlangsung sangat lambat dan memperlihatkan ketergantungannya kepada alam lingkungannya.

Baca juga: Zaman Neozoikum atau Kainozoikum: Pembagian dan Ciri-ciri

Keadaan alam pada kala Pleistosen

Keadaan alam pada kala Pleistosen dapat diketahui dari hasil penyelidikan terhadap tanah endapan seperti yang dilakukan di Rodersdof, dekat Berlin.

Dari penyelidikan tersebut, diketahui bahwa pada kala Pleistosen muka bumi sering mengalami perubahan oleh gerakan endogen dan eksogen atau oleh perubahan iklim.

Pada zaman ini, hewan dan tumbuhan telah hidup merata di bumi.

Sedangkan manusia yang muncul kemudian diketahui baru mendiami beberapa daerah, seperti Afrika, Eropa, dan Asia, termasuk Indonesia.

Unsur-unsur lingkungan yang terbentuk pada kala Pleistosen berupa daratan baru yang terangkat dari bawah laut serta undak-undak sungai dan pantai.

Undak-undak ini terjadi sebagai akibat dari naik-turunnya dasar denudasi umum yang berulang.

Kegiatan vulkanisme yang hebat pada kala Pleistosen juga banyak mengubah bentuk muka bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com