Manusia yang hidup pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan satu periode dengan Zaman Mesolitikum.
Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri
a. Kehidupan ekonomi
Cara memperoleh makanan masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut masih bersifat food gathering.
Makanan yang dikumpulkan tidak hanya berupa umbi-umbian, buah-buahan, keladi, dan daun-daunan, tetapi juga siput dan kerang.
Bukti bahwa masyarakatnya juga sering mengonsumsi kerang dan siput adalah ditemukannya kjokkenmoddinger (sampah bukit kerang).
b. Pola hunian
Manusia purba pada periode ini sudah mulai hidup semisedenter, yaitu kadang menetap di gua-gua alam dan berpindah lagi mencari gua lain yang memiliki banyak bahan makanan.
Contoh peninggalan yang khas dari masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut adalah abris sous roche, yaitu gua menyerupai ceruk batu karang yang digunakan sebagai tempat tinggal.
c. Peralatan yang digunakan
Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut telah menghasilkan berbagai kebudayaan, meskipun belum berkembang pesat.
Beberapa contoh hasil kebudayaan dari periode ini adalah kapak perimbas, kapak sumatra, kapak penetak, anak panah, serta alat dari tulang dan tanduk rusa.
Baca juga: Abris Sous Roche: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan
Cara hidup dengan berburu dan meramu mulai ditinggalkan oleh masyarakat prasejarah.
Kemampuan berpikir mereka semakin terasah untuk menjawab tantangan alam.
Hal ini ditandai dengan kemampuan mereka dalam menghasilkan makanan dengan bercocok tanam.
Manusia yang hidup pada masa bercocok tanam diperkirakan satu periode dengan Zaman Neolitikum.
Masa bercocok tanam sering disebut sebagai masa revolusi kebudayaan karena terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara.
a. Kehidupan ekonomi
Secara ekonomi, manusia pada periode ini telah berhasil mengolah makanan sendiri (food producing).
Hutan yang mereka buka kemudian ditanami dengan sayur dan buah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Sementara binatang buruan yang mereka tangkap mulai dipelihara dan diternak.
Hewan yang diternakkan antara lain kerbau, kuda, sapi, babi, dan unggas.
Selain itu, masyarakatnya diperkirakan telah mengenal sistem pertukaran barang alias barter.
Baca juga: Revolusi Neolitik: Pengertian, Teori Pendukung, dan Hasil Kebudayaan
b. Pola hunian
Ketika beralih ke kehidupan bercocok tanam, pola hunian manusia purba pun berubah.
Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di suatu tempat.
Pemilihan tempat tinggal biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya.
c. Kehidupan sosial
Karena hunian mereka telah menetap, masyarakat masa bercocok tanam hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil.
Dalam sebuah kampung biasanya terdiri dari beberapa keluarga dan hidup secara gotong royong.