Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Budi Utomo

Kompas.com - 25/05/2021, 12:52 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Peristiwa terbentunya Budi Utomo ini dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sejarah kebangkitan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi nasional pertama yaitu Budi Utomo.

Baca juga: Biografi Dokter Sutomo: Pendiri Budi Utomo dan Kisah Cinta Beda Agama

Bentrokan

Dari bulan Mei hingga awal Oktober 1908, Budi Utomo (BU) menjadi organisasi yang beranggotakan para pelajar STOVIA.

Sampai pada kongres pertama yang berlangsung dari 3 – 5 Oktober 1908, BU memiliki delapan cabang, di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Probolinggo.

Selama tiga hari kongres, beberapa tokoh memberikan pidatonya, seperti Wahidin selaku ketua kongres, Gunawan Mangunkusumo, selaku ketua cabang Jakarta, Sutomo, dan lainnya.

Karena tidak memiliki pengalaman dalam keorganisasian, terjadi perdebatan panjang mengenai corak Budi Utomo.

Melalui perdebatan tersebut Pengurus Besar memutuskan untuk:

  • Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura serta tidak terlibat dalam politik.
  • Memilih bidang pendidikan dan budaya, karena kebanyakan pendukungnya adalah golongan priyayi rendahan, sehingga dapat dipahami bahwa perlu meluaskan pendidikan Barat.
  • Pengetahuan bahasa Belanda mendapat prioritas pertama

Baca juga: Tokoh Pendiri Budi Utomo: Pelajar STOVIA

Terjun di Politik

Organisasi Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik sejak meletus Perang Dunia 1 pada tahun 1914.

Saat itu, Jerman mengumumkan perang kepada Rusia, disusul kemudian oleh Perancis pada 3 Agustus 1914 mengumumkan perang pada Jerman.

Pada 4 Agustus 1914, Inggris mengumumkan perang kepada Jerman, sehingga peperangan pun meletus.

Bersamaan dengan peristiwa ini, Budi Utomo melakukan gerakan-gerakan di bidang politik, yaitu:

  1. Melancarkan isu politik bahwa mempertahankan diri sendiri lebih penting dari serangan bangsa lain.
  2. Mendukung adanya gagasan wajib militer bagi bangsa pribumi.
  3. Mengirim Komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk memperkuat pertahanan Hindia (Indonesia).
  4. Anggota Budi Utomo diizinkan ikut dalam Volksraad (Dewan Rakyat)
  5. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad.

Bubarnya Budi Utomo

Semasa organisasi Budi Utomo berdiri, terdapat organisasi lain yang juga terbentuk, yaitu Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1913), Jong Minahasa (1919), dan Nahdlatul Ulama (1926).

Selama Budi Utomo berjalan, rupanya organisasi ini tidak mendapat dukungan yang cukup dari massa.

Secara politik kedudukan BU juga dianggap kurang begitu penting.

Karena Budi Utomo mengalami kemunduran, maka perjuangan nasionalisme ini diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij.

Budi Utomo dibubarkan dengan meleburkan diri dalam PBI (Perhimpunan Bangsa Indonesia) yang didirikan oleh Sutomo.

Dari peleburan dua organisasi ini, lahirlah Parindra (Partai Indonesia Raya). Budi Utomo resmi dibubarkan pada 1935.

Referensi: 

  • Poesponegoro, Marwati Djoened. (2019). Sejarah Nasional Indonesia V Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda (1900-1942). Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com