Peristiwa terbentunya Budi Utomo ini dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sejarah kebangkitan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi nasional pertama yaitu Budi Utomo.
Baca juga: Biografi Dokter Sutomo: Pendiri Budi Utomo dan Kisah Cinta Beda Agama
Dari bulan Mei hingga awal Oktober 1908, Budi Utomo (BU) menjadi organisasi yang beranggotakan para pelajar STOVIA.
Sampai pada kongres pertama yang berlangsung dari 3 – 5 Oktober 1908, BU memiliki delapan cabang, di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Probolinggo.
Selama tiga hari kongres, beberapa tokoh memberikan pidatonya, seperti Wahidin selaku ketua kongres, Gunawan Mangunkusumo, selaku ketua cabang Jakarta, Sutomo, dan lainnya.
Karena tidak memiliki pengalaman dalam keorganisasian, terjadi perdebatan panjang mengenai corak Budi Utomo.
Melalui perdebatan tersebut Pengurus Besar memutuskan untuk:
Baca juga: Tokoh Pendiri Budi Utomo: Pelajar STOVIA
Organisasi Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik sejak meletus Perang Dunia 1 pada tahun 1914.
Saat itu, Jerman mengumumkan perang kepada Rusia, disusul kemudian oleh Perancis pada 3 Agustus 1914 mengumumkan perang pada Jerman.
Pada 4 Agustus 1914, Inggris mengumumkan perang kepada Jerman, sehingga peperangan pun meletus.
Bersamaan dengan peristiwa ini, Budi Utomo melakukan gerakan-gerakan di bidang politik, yaitu:
Semasa organisasi Budi Utomo berdiri, terdapat organisasi lain yang juga terbentuk, yaitu Sarekat Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Indische Partij (1913), Jong Minahasa (1919), dan Nahdlatul Ulama (1926).
Selama Budi Utomo berjalan, rupanya organisasi ini tidak mendapat dukungan yang cukup dari massa.
Secara politik kedudukan BU juga dianggap kurang begitu penting.
Karena Budi Utomo mengalami kemunduran, maka perjuangan nasionalisme ini diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij.
Budi Utomo dibubarkan dengan meleburkan diri dalam PBI (Perhimpunan Bangsa Indonesia) yang didirikan oleh Sutomo.
Dari peleburan dua organisasi ini, lahirlah Parindra (Partai Indonesia Raya). Budi Utomo resmi dibubarkan pada 1935.
Referensi: