Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lagu Indonesia Raya

Kompas.com - 04/05/2021, 18:08 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman

Indonesia Raya pertama kali diperkenalkan pada 28 Oktober 1928 saat Kongres Pemuda II di Batavia.

Indonesia Raya menjadi penanda kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia. 

Baca juga: PKI: Asal-usul, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran

Latar Belakang 

WR Supratman sudah bertahun-tahun mengikut kakaknya tinggal di Makassar, sampai akhirnya pada 1924 ia memutuskan untuk kembali ke Pulau Jawa.

Di sana, ia bekerja sebagai wartawan di Bandung dan menyumbangkan artikel-artikelnya ke surat kabar Kaoem Moeda, Kaoem Kita, dan Sin Po. 

Sejak saat itu, Supratman mulai tergugah dalam suasana pergerakan, ia pun berkontribusi dalam menciptakan lagu-lagu perjuangan yang membangkitkan semangat. 

Suatu hari, Supratman membaca sebuah artikel yang menentang para komponis Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan tanah air. 

Melihat berita tersebut, Supratman menggubah lagu Indonesia Raya yang pada subjudulnya ia beri tulisan "lagu kebangsaan".

Lagu tersebut pertama kali dikumandangkan saat Kongres Pemuda II dan ditanggapi dengan gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.  

Tidak butuh waktu lama, naskah lagu Indonesia Raya tersebar ke mana-mana. 

Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po, surat kabar Tionghoa. 

Sedangkan untuk rekaman pertama dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Yo Kim Tjan. 

Baca juga: Budi Utomo: Pembentukan, Perkembangan, Tujuan, dan Akhir

Protes 

Pada 1930, lagu Indonesia Raya dilarang untuk dinyanyikan di depan umum, karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan. 

Belanda merasa khawatir, Indonesia Raya akan memicu semangat kemerdekaan atau pemberontakan. 

Supratman pun diinterogasi oleh pemerintah Belanda yang kemudian disusul dengan protes lainnya, sampai Volksraad (dewan rakyat) harus turun tangan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com