Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ki Hadjar Dewantara: Kehidupan, Kiprah, dan Semboyannya

Kompas.com - 15/04/2021, 14:13 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Ki Hadjar DewantaraDok. KOMPAS Ki Hadjar Dewantara
Indische Partij

Selain aktif sebagai seorang wartawan, Ki Hadjar Dewantara juga turut ambil peran dalam organisasi sosial politik.

Pada tahun 1912 Ki Hadjar Dewantara mendirikan organisasi pergerakan nasional yang bernama Indische Partij.

Organisasi tersebut didirikan oleh tiga serangkai, yaitu Dr. E.F.E. Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 25 Desember 1912.

Namun, Indische Partij ini mendapat penolakan dari Belanda sehingga diganti menjadi Komite Bumiputera pada 1913.

Terbentuknya komite ini bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda setelah berperang dengan Perancis.

Taman Siswa

Ki Hadjar Dewantara menyampaikan kritikannya kepada pemerintah Belanda melalui tulisan berjudul Als ik eens Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk satu juga).

Sayangnya, akibat tulisan tersebut, Ki Hadjar Dewantara ditangkap pemerintah Hindia Belanda dan dibuang ke Pulau Bangka.

Tetapi, Ki Hadjar Dewantara meminta agar dirinya dibuang ke Belanda saja dan keinginannya itu diizinkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Selama menjalani masa pembuangan di Belanda, beliau banyak menghabiskan waktunya untuk belajar.

Sampai akhirnya pada 1918, Ki Hadjar Dewantara diperbolehkan kembali ke Indonesia.

Begitu kembali ke tanah air, beliau langsung bertekad untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kebodohan demi mencapai Indonesia merdeka.

Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institur Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

Berdirinya sekolah Taman Siswa ini bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.

Semboyan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara terkenal dengan tiga semboyan yang ia ciptakan, berbunyi:

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha

Arti dari semboyan ini yaitu seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau menjadi panutan

Ing berarti “di”, ngarsa berarti “depan”, sung artinya “jadi”, dan tuladha yaitu “contoh” atau “panutan”.

  • Ing Madya Mangun Karsa

Semboyan kedua ini memiliki arti yaitu seorang guru adalah pendidik yang selalu berada di tengah-tengah para muridnya dan terus menerus membangun semangat serta ide-ide untuk berkarya.

Ing artinya “di”, madya berarti “tengah”, mangun artinya “membangun”, dan karsa yaitu “semangat” atau “niat”.

Semboyan ketiga ini bermakna seorang guru adalah pendidik yang terus menerus menuntun, menopang, dan menunjuk arah yang benar bagi hidup dan karya anak didiknya.

Tut wuri berarti “di belakang” atau mengikuti dari belakang dan handayani yaitu “memberikan semangat”.

Referensi:

  • Wiryopranoto, Suhartono, Prof. Dr. Nina Herlina dan lainnya. (2017). Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya”. Museum Kebangkitan Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com