Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Mada: Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 12/04/2021, 17:12 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Barulah pada 1334 Gajah Mada resmi dilantik menjadi mahapatih oleh Ratu Tribhuwanatunggadewi.

Baca juga: Asal-usul Berdirinya Kerajaan Majapahit

Cita-cita Gajah Mada

Saat dilantik menjadi mahapatih, Gajah Mada mengucapkan sumpahnya yang terkenal dengan sebutan Sumpah Palapa.

Isi Sumpah Palapa, yaitu:

"Lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa. Lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Baki, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa"

(Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa (kesenangan). Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pyulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa).

Ketika sumpah tersebut diucapkan, banyak yang meremehkan dan menertawakan cita-cita Gajah Mada untuk menyatukan nusantara.

Baca juga: Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Perjuangan Gajah Mada

Meski sempat berkecil hati lantaran diremehkan dan ditertawakan, Gajah Mada bertekad membuktikan sumpahnya dengan keberanian dan kerja keras.

Selama 21 tahun, yakni antara tahun 1336-1357, dirinya melaksanakan misi untuk menyatukan nusantara hingga akhirnya lebih dari 30 wilayah berhasil dikuasai.

Wilayah-wilayah tersebut adalah Bedahulu (Bali), Lombok, Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudera Pasai, Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludug, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjungkutai, dan Malinau.

Seluruh wilayah yang luas tersebut diayomi dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa, dan Mitreka Satata", yang artinya, meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu, sebab tidak ada dharma (kewajiban) yang berbeda.

Masa keemasan Majapahit berlangsung ketika Prabu Hayam Wuruk memerintah dan didampingi Gajah Mada.

Wilayah Majapahit pun semakin luas, yakni hingga mencapai Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Batayan, Luwuk, Makassar, Buton, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit

Akhir hidup

Perang Bubat antara Kerajaan Majapahit dan Sunda Pajajaran pada 1357 mengakhiri kejayaan Gajah Mada.

Perang tersebut bermula saat Prabu Hayam Wuruk hendak menjadikan putri Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi, sebagai permaisuri.

Namun, saat pernikahan hendak dilangsungkan, Gajah Mada menginginkan Sunda takluk dan menyerahkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com