Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Devide et Impera: Asal-usul dan Upaya-upayanya di Nusantara

Kompas.com - 10/04/2021, 10:55 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Secara harfiah, devide et impera dapat diartikan sebagai "pecah dan berkuasa".

Strategi ini dipopulerkan oleh Julius Cesar dalam upayanya membangun kekaisaran Romawi.

Caranya adalah dengan menimbulkan perpecahan di suatu wilayah sehingga mudah untuk dikuasai.

Dalam konteks lain, devide et impera juga berarti mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.

Seiring waktu, devide et impera juga dikenal sebagai politik pecah belah atau politik adu domba.

Baca juga: Kebijakan-Kebijakan VOC di Bidang Politik

Politik devide et impera di nusantara

Devide et impera perama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Selain monopoli, salah satu siasat yang digunakan oleh VOC untuk menguasai nusantara adalah devide et impera.

Politik adu domba bahkan dijadikan kebiasaan oleh VOC dalam hal politik, militer, dan ekonomi untuk melestarikan penjajahannya di Indonesia.

Orientasinya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menaklukkan raja-raja di nusantara.

Strategi Belanda yang paling ampuh menghadapi perlawanan dari penguasa lokal adalah dengan meakukan politik adu domba.

VOC pun mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan besar di nusantara dengan memanfaatkan perang saudara ataupun permusuhan antarkerajaan.

Baca juga: Kebijakan-kebijakan VOC di Bidang Ekonomi

Berikut beberapa contoh keberhasilan VOC dalam melaksanakan devide et impera di nusantara:

1. Perang Makassar

Dalam perang ini, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan Gowa dan Kota Makassar pada 1669 karena dibantu oleh Raja Bone dan Arung Palakka yang tengah berseteru dengan Sultan Hasanudin.

2. Konflik Kerajaan Mataram

Konflik ini membuat posisi VOC sangat diuntungkan, sedangkan posisi Kerajaan Mataram semakin melemah karena terbagi menjadi empat kerajaan.

Selain itu, Belanda juga berupaya melakukan siasat devide et impera pada Perang Saparua, Perang Padri, Perang Diponegoro atau Perang Jawa, Perang Aceh, Perang Banjar, dan Perang Jagaraga.

Penggunaan politik adu domba sukses membuat bangsa Indonesia berkonflik dan berebutt kekuasaan.

Efektivitas devide et impera pun mendapat perhatian khusus oleh pemerintah Kerajaan Belanda.

Baca juga: Perlawanan Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi Terhadap VOC

Strategi Belanda di Nusantara

Berikut strategi yang dilakukan Belanda saat menerapkan politik devide et impera:

Make friends and create common enemy

Pada langkah ini, Belanda akan berusaha menjadi teman dan menciptakan musuh bersama.

Apabila sudah berteman, maka negosiasi dan diplomasi akan berjalan lebih mudah.

Sementara common enemy yang dimaksud adalah pihak lain yang menjadi saingan bisnis VOC.

Manajemen isu

Pola ini dilakukan dengan menebar selentingan kabar dan desas-desus, baik di lingkungan politik maupun sosial. Bentuk lain dari manajemen isu adalah propaganda.

Bermain di dua sisi

Belanda biasanya akan berpihak pada dua kubu yang saling bertentangan seolah berada posisi netral.

Merekrut pemimpin lokal

Belanda biasanya akan merekrut pemimpin lokal sebagai bagian dari rantai manajemen terbawah.

Trik ini dilakukan dengan memberi pengakuan yang mengatasnamakan kerajaan Belanda terhadap entitas politik di suatu daerah.

Seperti yang terjadi pada Perang Diponegoro dan Kesultanan Melayu.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Mengatur terjadinya perang saudara

Cara ini dilakukan dengan menggunakan pribumi sebagai kekuatan militan untuk melawan bangsanya sendiri.

Pola ini terlihat di Sumatera Barat pada 1821-1837, saat Belanda berhasil memprovokasi Kaum Adat untuk berperang melawan Kaum Paderi.

Devide et impera pasca proklamasi kemerdekaan RI

Pasca proklamasi kemerdekaan, Belanda kembali mencoba menerapkan politik devide et impera untuk memecah belah persatuan Indonesia.

Upayanya pun berhasil memecah Indonesia menjadi negara-negara bagian, yaitu Negara Indonesia Timur (sekarang Papua), Negara Sumatera Timur, Negara Madura, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, dan Negara Jawa Timur.

 

Referensi:

  • Putra, Dharma Kelana. (2014). Devide Et Impera: Mengenal Taktik Dan Strategi Orang Belanda. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com