Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Disebut salam tempel karena biasanya dilakukan dengan menyelipkan uang atau amplop yang berisi uang saat sedang bersalaman.

Salam tempel dilakukan sebagai pemberian tunjangan hari raya (THR) oleh orang dewasa yang sudah bekerja, kepada sanak saudara maupun anak-anak yang datang ke rumah untuk bersilaturahmi pada momen Idul Fitri.

Tradisi salam tempel mirip dengan bagi-bagi angpau yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa pada saat perayaan Imlek.

Lalu, bagaimana sejarah salam tempel yang menjadi tradisi saat lebaran?

Sejarah salam tempel

Mengutip bobo.grid.id, berbagi amplop lebaran atau salam tempel dipopulerkan oleh khalifah Dinasti Fatimiyah, sebuah dinasti yang berkuasa di Afrika Utara dan Timur Tengah antara tahun 909 hingga 1171.

Saat itu, salam tempel menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri, di mana orang-orang akan memberikan uang, pakaian, juga permen, kepada anak-anak dan masyarakat umum.

Pada masa Kesultanan Turki Utsmani (Turki Ottoman), yang didirikan pada tahun 1299, tradisi ini mengalami pergeseran.

Di hari lebaran, masyarakat hanya memberikan uang tunai kepada kerabat dekat. Tradisi ini kemudian menyebar ke sejumlah negara Islam di Timur Tengah.

Tidak diketahui secara pasti kapan salam tempel mulai menjadi tradisi masyarakat Indonesia ketika lebaran tiba.

Yang pasti, pada awal 1950-an, pemerintah mulai memberikan THR kepada para pekerja, tepatnya pada masa Perdana Menteri Sukiman.

Sejak itu, tradisi salam tempel kepada anak-anak pada saat perayaan lebaran juga bermunculan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Hingga kini, salam tempel menjadi momen yang dinantikan oleh anak-anak Indonesia pada saat lebaran tiba.

Biasanya, sanak saudara yang lebih tua atau saudara-saudara yang sudah bekerja akan memberikan salam tempel kepada anak-anak yang berkunjung ke rumah mereka.

Salam tempel umumnya tidak berlaku lagi apabila si penerima uang sudah mulai beranjak dewasa dan tidak bersekolah.

Makna salam tempel

Salam tempel tidak hanya sebuah tradisi saat lebaran, tetapi mempunyai makna bagi penerima maupun pemberinya.

Melalui tradisi salam tempel, anak-anak bisa belajar mengelola uang yang mereka terima dari sanak saudara.

Anak-anak juga bisa diajarkan menabung sejak usia dini untuk bekal mereka di masa depan.

Salam tempel dapat dimaknai pula sebagai sebuah apresiasi orang tua kepada anak-anak mereka yang berhasil melaksanakan puasa penuh di bulan Ramadan.

Tradisi ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak untuk melakukan ibadah yang lebih giat pada tahun berikutnya.

Salam tempel juga merupakan contoh kepada anak-anak untuk berbagi pada sesama atau siapa saja yang lebih membutuhkan.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/17/120000079/sejarah-salam-tempel-tradisi-bagi-uang-saat-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke