Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Gajah Mada Menumpas Pemberontakan Kuti?

Pemberontakan Kuti diprakarsai oleh Ra Kuti, anggota Dharmaputra yang dibentuk oleh Raden Wijaya, ayah Jayanegara sekaligus raja pertama dan pendiri Kerajaan Majapahit.

Dharmaputra merupakan pejabat tinggi yang memiliki kedudukan khusus di Majapahit dan dianggap sebagai pegawai istimewa raja.

Ra Kuti memberontak karena tidak puas dengan pemerintahan Jayanegara, yang dipandang oleh para pejabat sebagai sosok yang labil, mudah untuk diperdaya, dan hanya putra dari seorang selir.

Itulah penyebab terjadinya Pemberontakan Kuti yang bertujuan untuk menggulingkan Jayanegara dan merebut takhta.

Gajah Mada diketahui sebagai sosok yang menumpas Pemberontakan Kuti dan menyudahi huru-hara di Kerajaan Majapahit.

Berikut ini kisah Gajah Mada menumpas Pemberontakan Kuti.

Gajah Mada Menumpas Pemberontakan Kuti

Ketika Jayanegara menggantikan Raden Wijaya sebagai raja Majapahit, Ra Kuti merasa tidak puas dengan pemerintahannya.

Dalam menjalankan pemberontakan, Ra Kuti mengajak angggota Dharmaputra lainnya, yakni Ra Tanca, Ra Banyak, Ra Yuyu, Ra Pangsa, dan Ra Wedeng, untuk mendongkel takhta Raja Jayanagara.

Selain itu, ia juga meminta dukungan dari para prajurit Kerajaan Majapahit. 

Dalam sejarah Majapahit, Gajah Mada dikenal sebagai mahapatih yang turut mengantarkan kerajaan ke masa kejayaan.

Pada saat meletus Pemberontakan Ra Kuti, Gajah Mada belum menjabat sebagai mahapatih.

Posisi Gajah Mada saat itu adalah bekel (panglima) anggota pasukan pengamanan raja yang dikenal bernama Bhayangkara.

Gerakan kudeta yang dilakukan oleh para Dharmaputra berhasil menduduki ibu kota kerajaan dalam waktu singkat, dan jelas mengancam nyawa Raja Jayanegara. Maka, sang raja harus diselamatkan.

Gajah Mada menunjukkan kesetiaannya dengan menyelamatkan dan menyembunyikan Raja Jayanegara.

Gajah Mada dan anggota pasukan Bhayangkara mengamankan Raja Jayanegara ke sebuah desa yang disebut Badander.

Untuk memastikan bahwa rakyat tidak mendukung Pemberontakan Kuti, Gajah Mada menggunakan taktik cerdiknya.

Ia mengumpulkan para pemimpin daerah dan memberi kabar bahwa Raja Jayanegara telah meninggal dalam pelarian.

Ternyata, kabar tersebut membuat pejabat serta warga desa yang mendengarnya terkejut dan berduka.

Setelah memastikan bahwa rakyat masih menyukai Raja Jayanegara dan tidak mendukung pemberontakan Kuti, Gajah Mada menjelaskan bahwa raja masih hidup.

Gajah Mada juga meminta dukungan dari rakyat untuk menghentikan Pemberontakan Kuti.

Meski Ra Kuti telah berhasil menduduki ibu kota Majapahit, tetapi tidak bisa menjadi raja karena bukan keturunan Raden Wijaya.

Setelah mendapatkan dukungan, Gajah Mada memimpin pasukan untuk kembali ke ibu kota dan menyerang Ra Kuti.

Pada akhirnya, pemberontakan Ra Kuti berhasil dipadamkan dan Raja Jayanagara dapat kembali memegang takhta Kerajaan Majapahit hingga akhir hayatnya pada 1328.

Dari serangkaian pemberontakan yang pernah terjadi di Kerajaan Majapahit, Pemberontakan Kuti dianggap sebagai yang paling berbahaya.

Pemberontakan Kuti dianggap yang paling berbahaya karena mampu menguasai istana sehingga Jayanegara harus mengungsi keluar dari istana demi keselamatannya.

Referensi:

  • Murti, Tendi Krishna. (2009). Majapahit Kingdom. Jakarta: Buana Cipta Pustaka.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/05/210000879/bagaimana-gajah-mada-menumpas-pemberontakan-kuti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke