Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Peradaban Islam: Dinasti Aghlabiyah

Dinasti Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah peradaban Islam ketika terjadi konflik berkepanjangan antara Asia dan Eropa di bawah kepimpinan Ziyadatullah I.

Nama dinasti ini diambil dari nama Ibrahim bin Al-Aghlab, seorang perwira asal Khurasan pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah.

Ibrahim juga terkenal mahir dalam bidang administrasi serta mengatur roda pemerintahan.

Awal berdiri

Berdirinya dinasti ini bermula dari hubungan baik yang dijaga Ibrahim dengan Khalifah Abbasiyah.

Ibrahim bin Al-Aghlab merupakan amir pertama yang menjabat di Khurasan dalam militer Abbasiyah.

Salah satu hal yang dilakukan Ibrahim adalah membayar pajak tahunan yang besar, sehingga ia diberi kekuasan oleh khalifah.

Dia diberi hak otonomi yang besar, seperti kebijaksanaan politik, termasuk dalam menentukan penggantinya tanpa andil dari penguasa Abbasiyah.

Pemerintahan Dinasti Aghalabiyah tidak terganggu ataupun terusik oleh Dinasti Abbasiyah.

Hal itu disebabkan oleh jarak antar kedua pemerintahan yang cukup jauh, yaitu antara Afrika dengan Baghdad.

Para penguasa Dinasti Aghlabiyah

Dinasti Aghlabiyah memiliki 11 penguasa yang pernah memimpin pemerintahan, yaitu:

  1. Ibrahim I bin Al-Aghlab (800-812 M)
  2. Abdullah I (812-817 M)
  3. Ziyadatullah I (817-838 M)
  4. Abu Iqal Al-Aghlab (838-841 M)
  5. Muhammad I (841-856 M)
  6. Ahmad (856-863 M)
  7. Ziyadatullah II (863 M)
  8. Abu Ghasaniq Muhammad II (863-875 M)
  9. Ibrahim II (875-902M)
  10. Abdullah II (902-903 M)
  11. Ziyadatullah III (903-909 M)

Perkembangan Dinasti Aghlabiyah

Pada masa Dinasti Aghlabiyah, berbagai bidang mengalami kemajuan, di antaranya dalam bidang politik, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.

Kemudian, ada pula kemajuan di bidang politik, yaitu perluasan wilayah.

Dinasti Aghlabiya yang mulanya hanya mempunyai satu kegubernuran, meluas hingga daratan Eropa, Sycilia, dan pulau-pulau dekatTunisia, kota pantai Italia dan Roma, serta pantai Yugoslavia.

Dalam bidang kebudayaan, terdapat pembangunan Masjid Qairawan dan 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara.

Sementara itu, kemajuan di bidang ekonomi ialah pembangunan dalam sektor pertanian, perdagangan, dan industri.

Bukan hanya itu, terdapat pula pembangunan bendungan yang digunakan untuk irigasi, pengembangan perkebunan anggur dan kurma, hingga dibangunnya jalan-jalan, angkutan, serta lalu lintas perdagangan.

Pada sektor industri, mendirikan manufaktur alat-alat petanian, pengolahan emas, perak, dsb.

Aspek lainnya yang menarik dari Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi jalur laut menjelajahi pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa, seperti pantai Italia Selatan, Sardinia, Corsica, Ipen, hingga beberapa kota lainnya.

Pada 868 M, Dinasti Aghlabiyah berhasil menduduki Malta dan menjadikan dinasti ini kaya, sehingga para penguasa manjadi antusias dalam bidang pembangunan.

Keberhasilan menguasai seluruh Pulau Sycillia inilah yang membuat Dinasti Aghlabiyah menjadi unggul di Mediterania Tengah.

Kemunduran

Menjelang akhir abad ke-9 M, posisi Aghlabiyah di Ifriqiyah mulai mengalami kemunduran.

Hal tersebut disebabkan amir terakhir Dinasti Aghlabiyah, Ziyadatullah III, hidup bergelimang harta dan kemewahan.

Faktor kemunduran Dinasti Aghlabiyah ditambah dengan munculnya propaganda Syiah yang dilancarkan oleh Abu Abdullah Al-Syiah atas perintah dari Ubaidillah Al-Mahdi.

Bahkan, doktrin dan pengaruh dari propaganda Syiah menguat di kalangan orang-orang barbar.

Selain faktor-faktor tesebut, terjadi kesenjangan sosial antara penguasa Dinasti Aghlabiyah dengan orang-orang barbar yang semakin menambah kuat pengaruh.

Puncak kemunduran dari diansti Aghalabiyah terjadi pada 909 M.

Kekuatan militer yang dihimpun oleh Ubaidillah Al-Mahdi berhasil mengalahkan pasukan Dinasti Aghlabiyah.

Referensi:

  • Pulungan, J. S. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/30/155031879/sejarah-peradaban-islam-dinasti-aghlabiyah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke