Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa K'tut Tantri Dijuluki Surabaya Sue?

Sejak menetap di Bali pada 1932, K'tut Tantri konsisten membela Indonesia.

Pada masa perang kemerdekaan (1945-1949), K'tut Tantri bergerilya bersama Bung Tomo di Surabaya, hingga mendapat julukan "Surabaya Sue".

Lantas, kenapa K'tut Tantri dijuluki Surabaya Sue?

Asal-usul julukan Surabaya Sue

K'tut Tantri dijuluki Surabaya Sue karena gencar menyuarakan protes atas aksi Sekutu pada masa Pertempuran Surabaya, kepada masyarakat dunia melalui siaran radionya.

Nama K'tut Tantri mulai diadopsi Muriel Stuart Walker semenjak ia tinggal di Bali dan diangkat keluarga oleh Kerajaan Klungkung.

Ketika suasana di Surabaya bergejolak dan memuncak pada 10 November 1945, ia menjadi penyiar radio Voice of Free Indonesia (divisi otonom di bawah Radio Republik Indonesia, saat ini menjadi Voice of Indonesia).

Pada masa tersebut, radio memegang peran penting untuk menyebarkan pesan ke seluruh dunia.

Sebagai salah satu orang yang menyaksikan dari dekat Pertempuran Surabaya 10 November 1945, K'tut Tantri membuat beberapa siaran dalam bahasa Inggris dengan target pendengar orang-orang Eropa.

K'tut Tantri memprotes keras tindakan pengeboman di Surabaya oleh pasukan Sekutu yang diwakili Inggris.

"Perwakilan Denmark, Swiss, Uni Soviet, dan Swedia. Kuminta mereka menyertai aku dalam siaran malam itu untuk memprotes tindakan pengeboman serta menyatakan sikap mereka mengenai tindakan Inggris (di Surabaya),’’ tulis Ktut Tantri dalam otobiografinya sebagaimana dikutip Kompas.com dari Kompas.com, Jumat (17/11/2023).

Dari situlah ia dijuluki “Soerabaja Sue” atau "Penggugat dari Surabaya".

Julukan Surabaya Sue terinspirasi dari Tokyo Rose, yakni panggilan yang diberikan pasukan Sekutu selama Perang Dunia II (1945-1949) kepada semua penyiar radio propaganda Jepang yang siaran menggunakan bahasa Inggris.

Pada masa Pertempuran Surabaya, K'tut Tantri diminta siaran dua kali semalam dalam bahasa Inggris untuk menyampaikan laporan perkembangan yang terjadi di Indonesia kepada para pendengar di seluruh dunia yang berbahasa Inggris.

Tindakan itu membuat K'tut Tantri jadi buronan Belanda. Melalui siaran berita, Belanda menjanjikan 50.000 gulden kepada orang yang bisa menyerahkan K'tut Tantri ke markas besar tentara Belanda di Surabaya.

Sayembara tersebut dijawab sendiri oleh K'tut Tantri melalui siarannya di radio.

"Kalian tahu, uang gulden Belanda kini tidak laku lagi di Indonesia. Kami sudah memiliki mata uang sendiri. Tetapi, jika Belanda mau menyumbangkan setengah juta rupiah pada bangsa Indonesia sebagai dana perjuangan kemerdekaan, saya bersedia datang sendiri ke markas besar kalian," tantang Tantri.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/17/130000179/kenapa-k-tut-tantri-dijuluki-surabaya-sue-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke