Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tempat Tinggal Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena terjadi banyak perubahan sebagai hasil dari penguasaan sumber-sumber alam.

Salah satu perubahan yang dialami manusia purba dapat dilihat pada tempat tinggalnya.

Bagaimana sistem tempat tinggal yang dimiliki manusia purba zaman bercocok tanam?

Tempat tinggal manusia purba pada masa bercocok tanam

Ketika beralih dari kegiatan mengumpul makanan ke kehidupan bercocok tanam, pola hunian manusia purba turut berubah.

Hidup manusia purba tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di suatu wilayah.

Pemilihan tempat tinggal manusia purba pada masa bercocok tanam biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya.

Menilik kondisi beberapa tempat penemuan, masyarakatnya cenderung untuk mendiami tempat-tempat terbuka yang dekat dengan sumber air, seperti di pinggir sungai, tepian danau, dan daerah pantai.

Karena hunian mereka telah menetap, ada kemungkinan masyarakatnya hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil.

Dalam sebuah kampung biasanya terdiri dari beberapa keluarga dan hidup secara gotong royong dengan sistem pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki.

Misalnya para laki-laki bertugas membangun rumah, sementara kaum perempuan akan merawat dan menghiasnya.

Mereka juga menunjuk ketua suku dan memiliki aturan hidup sederhana yang harus dijalani anggotanya.

Di Indonesia, bentuk rumah manusia purba pada masa bercocok tanam adalah kebulat-bulatan dengan atap terbuat dari daun dan langsung menempel di tanah.

Bentuk seperti ini diduga bentuk yang paling tua di Indonesia dan sampai sekarang masih dapat dijumpai di Timor, Papua, Kalimantan Barat, dan Andaman.

Selain bercocok tanam, masyarakatnya juga telah mengenal teknik penjinakan hewan dan bertukar barang.

Hewan-hewan seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan jenis-jenis unggas akan dipelihara di rumah-rumah untuk persediaan makanan dan keperluan pertanian.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia prasejarah diperkirakan sudah mengenal pertukaran hasil bercocok tanam mereka atau barter.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/15/190000979/tempat-tinggal-manusia-purba-pada-masa-bercocok-tanam

Terkini Lainnya

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke