Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menelusuri Jejak Etnis China di Buitenzorg

Namun, perpindahan permanen orang China ke wilayah Jawa Barat baru terjadi pada abad-abad berikutnya, seiring dengan perkembangan Islam dan kebijakan pemerintah Belanda (VOC) di Indonesia.

Berikut perjalanan sejarah etnis China di Bogor.

Kehidupan masyarakat China pada masa kolonial

Pada masa penjajahan Belanda, Bogor disebut sebagai Buitenzorg.

Pada umumnya, permukiman masyarakat China di Bogor atau Buitenzorg, mirip dengan kota-kota lain di Indonesia, di mana mereka mendiami suatu area tertentu yang disebut PeTionghoan.

Kawasan PeTionghoan di Bogor, sebagaimana diatur oleh Keputusan Pemerintah pada 1845, terletak di sepanjang Handelstraat (Jalan Perniagaan) hingga tanjakan Jalan Empang.

Mayoritas warga keturunan China di Bogor pada periode tersebut menggeluti profesi perdagangan, sejalan dengan posisi strategis PeTionghoan di pusat kota yang merupakan jalur ekonomi selama pemerintahan Belanda.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, kawasan ini mengalami transformasi fisik dan peningkatan kepadatan penduduk di balik bangunan-bangunan perdagangan.

Selain itu, pemerintah Belanda pada masa itu memberlakukan sistem wijkenstelsel dan passenstelsel untuk masyarakat China, serta mendirikan sistem opsir.

Sistem wijkenstelsel dibuat untuk membatasi tempat tinggal warga China di wilayah tertentu,

Sementara itu, passenstelsel adalah sistem kartu identitas yang mengatur pergerakan dan pekerjaan mereka, mencerminkan praktik diskriminatif terhadap komunitas China di Hindia Belanda.

Pada 1810, seorang pedagang China bernama Cai Wengong diangkat menjadi kapitan Tionghoa pertama.

Pada 1883, pemerintah menetapkan satu kapitan dan empat luitenan untuk wilayah Bogor karena jumlah masyarakat China yang meningkat menjadi 4300 jiwa.

Pada 1927, jumlah tersebut meningkat kembali dan Pemerintah Hindia Belanda menunjuk satu kapitan dan dua luitenan untuk mengelola wilayah Bogor.

Di Bogor, setelah sistem opsir dihapuskan dianggap melambangkan kepentingan Belanda dan dianggap tidak menghormati mereka. Setelah itu, pemimpin baru pun muncul.

Pemimpin-pemimpin ini berasal dari keturunan opsir dan anak-anak pengusaha kaya.

Beberapa di antaranya termasuk Phoa Keng Hek, anak opsir China di Bogor yang menjadi Ketua Tiong Hoa Hwee Kuan (THHK) hingga 1923 dan Kwee Tek Hoay yang memimpin THHK di Bogor selama lebih dari 20 tahun.

Warisan budaya orang China di Bogor dapat ditemukan dalam bentuk dua klenteng, yaitu Klenteng Hok Tek Bio dan Klenteng Pan Koh serta sejumlah rumah.

Pendirian Klenteng Hok Tek Bio (Vihara Dhanagun) tidak dapat dipastikan secara tepat.

Menurut perhitungan Tien Gan Di Cze, klenteng ini berasal dari tahun 1672 Masehi.

Namun, inskripsi tertua yang ditemukan berasal dari tahun 1867.

Klenteng ini memiliki kisah sejarah, termasuk inskripsi yang disumbangkan oleh rumah perjudian Yongfa pada 1867. Namun, inskripsi ini hilang setelah 1976.

Klenteng lain yang konon lebih tua dari Hok Tek Bio, yaitu Klenteng Pan Koh (Vihara Mahabrahma) dan berada di Pulo Geulis.

Tidak diketahui secara pasti kapan klenteng ini didirikan karena tidak ada angka tahun tertulis.

Meski begitu, warga sekitar meyakini bahwa klenteng ini lebih tua daripada Hok Tek Bio.

Seperti Hok Tek Bio, inskripsi tertua yang ditemukan berasal dari tahun 1883.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa PeTionghoan ini merupakan wilayah perdagangan dengan beberapa bangunan kolonial yang dahulu berfungsi sebagai gudang guna menyimpan hasil bumi yang dibawa oleh para pedagang China.

Saat ini, bangunan-bangunan tersebut sudah tidak ada lagi dan hanya tersisa sisa-sisa tembok yang dikenal dengan nama Kampung Gudang.

Perkembangan komunitas China di Bogor

Selama abad ke-18 dan ke-19, seiring berkembangnya perdagangan dan ekonomi di Hindia Belanda, komunitas China di Bogor semakin berkembang.

Mereka tidak hanya bekerja sebagai pekerja kasar, tetapi juga terlibat dalam berbagai sektor ekonomi, termasuk perdagangan dan perbankan.

Seiring waktu, komunitas ini juga membentuk hubungan dengan masyarakat lokal, meskipun terkadang juga mengalami ketegangan dengan pihak kolonial Belanda.

Pada awal abad ke-20, seiring berlanjutnya perubahan politik dan sosial di China dan Hindia Belanda, komunitas Tionghoa di Bogor turut terpengaruh.

Mereka mengalami perubahan dalam status sosial dan politik, serta beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, masalah identitas dan peran komunitas China di Indonesia menjadi semakin kompleks.

Sejumlah peristiwa, termasuk tragedi 1965, memiliki dampak besar terhadap komunitas China di Bogor dan seluruh Indonesia.

Namun, sejak reformasi pada akhir abad ke-20, upaya untuk memperbaiki hubungan antara komunitas China dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan melibatkan langkah-langkah inklusif, seperti promosi keragaman budaya, pengakuan hak-hak warga keturunan China, dan pembentukan kebijakan yang mendukung integrasi sosial.

Referensi:

  • Kustara, Al. Heru. Peranakan Tionghoa, Sebuah Perjalanan Budaya. Jakarta: Intisari Mediatama dan Komunitas – Lintas Budaya Indonesia, 2009.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/10/150000779/menelusuri-jejak-etnis-china-di-buitenzorg

Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke