Menerka Isi Prasasti Jambansari yang Menyerupai Mantra

Dinamakan Jambansari karena pada saat diteliti, prasasti ini berada di Situs Jambansari Kompleks Makam Raden Adipati Arya (RAA) Kusumadiningrat, Bupati Galuh periode 1839-1886.

Secara administratif, kompleks makam ini berada di Kampung Rancapetir, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Setelah ditelusuri, Prasasti Jambansari ternyata berasal dari daerah Bojong Salawe di Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis.

Menerka isi Prasasti Jambansari

Prasasti Jambansari ditemukan oleh seorang pegiat sejarah bernama Indra Sugih pada 2013.

Pada 2014, Indra Sugih memindahkannya ke Situs Jambansari karena khawatir prasasti akan terbawa arus Sungai Citanduy.

Sebelum diteliti oleh tim peneliti Balai Arkeologi Bandung, masyarakat sekitar Situs Jambansari menyebut prasasti ini batu kunci atau batu gede.

Prasasti Jambansari dipahatkan pada batu alam yang bentuknya menyerupai kepala arca megalitik.

Prasasti ini memiliki tinggi 36 cm, lebar 50 cm, dan tebal 36 cm.

Pada bagian atasnya dihiasi dengan lingkaran sulur-suluran yang melingkari batu.

Isi Prasasti Jambansari terdiri dari tiga baris tulisan dalam aksara Jawa Kuno, tanpa angka tahun.

Selain itu, beberapa bagian aksaranya sudah aus, sehingga cukup sulit untuk dibaca.

Jika melihat bentuk aksaranya yang ditulis tegak, menyerupai Prasasti Huludayeuh yang dikeluarkan oleh Prabu Siliwangi pada abad ke-16.

Prasasti ini pertama kali dibaca oleh Titi Surti Nastiti dan Hasan Djafar pada 2014.

Adapun bunyi isi Prasasti Jambansari yaitu.

ta.... ja.....jaghana
dadana tatha dadana pada bara
saya ralawa sasasaha

Meski dapat dibaca, isi Prasasti Jambansari tidak dapat diterjemahkan karena hanya berupa sambungan kata yang tidak diketahui artinya.

Melihat baris kedua yang memuat pengulangan kata, diduga isi prasasti ini adalah sebuah mantra.

Referensi:

• Nastiti, Titi Surti, dan Hasan Djafar. (2016). Prasasti-Prasasti dari Masa Hindu Buddha (Abad ke-12-16 Masehi) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Purbawidya, 5 (2), 101-116.