Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Angka Prodjosoedirdjo, Pendiri dan Bendahara Budi Utomo

Sayangnya, tidak banyak catatan atau sumber yang mengungkap riwayat hidupnya.

Bahkan namanya tidak disebut dalam kenangan rekan seperjuangannya, seperti Soetomo dan Gunawan Mangunkusumo.

Padahal, perannya begitu penting pada awal pembentukan Budi Utomo, yang diketahui sebagai organisasi pelopor pergerakan nasional.

Berikut biografi singkat Angka Prodjosoedirdjo.

Putra seorang asisten wedana

Raden Angka Prodjosoedirdjo lahir pada 13 Desember 1987 di Madukara, Banyumas, Jawa Tengah.

Ia merupakan putra dari Prodjodiwirjo, asisten wedana (camat) di Madukara.

Sejak kecil, Raden Angka dititipkan di rumah R Santadiredja, kakeknya dari pihak ibu.

Selama tujuh tahun, Raden Angka menempuh pendidikan di Holland Indische School (HIS).

Setelah itu, ia melanjutkan sekolah ke Hoogere Burger School (HBS) selama lima tahun dan setelah lulus mendaftar di sekolah dokter STOVIA di Jakarta.

Raden Angka diterima di STOVIA pada 4 Januari 1904.

Mendirikan Budi Utomo

Lingkungan baru di STOVIA membawa Raden Angka Prodjosoedirdjo pada diskusi-diskusi tentang kondisi bangsa bersama teman-temannya.

Dari situlah, R Angka Prodjosoedirdjo bersama delapan temannya di STOVIA, berhasil mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Selain menjadi pendiri, peran R Angka Prodjosoedirdjo dalam organisasi Budi Utomo adalah sebagai bendahara pada pembentukan awal kepengurusan organisasi.

Setelah dilakukan perombakan susunan kepengurusan pada Kongres Budi Utomo Pertama pada tanggal 3-5 Oktober 1908, posisi bendahara diserahkan kepada Raden Mas Panji Gondoatmodjo.

R Angka Prodjosoedirdjo lulus dari STOVIA pada 30 Juli 1912 dengan predikat cum laude.

Mengabdi sebagai dokter rakyat

Raden Angka Prodjosoedirdjo membangun keluarga dengan RA Soedijah, putri pegawai pabrik gula Kali Bagor, Banyumas. Pernikahan mereka dikaruniai tujuh orang anak, yang diberi nama Soeprapti, Soekartini, Achmad Soeprapto, Maryani, Soeparti, Soejati, dan Soeharti.

Melansir laman Kemdikbud, Raden Angka termasuk di antara tokoh intelektual yang tidak terjun ke kancah perjuangan dan pergolakan politik.

Ia memilih memberikan perhatian pada ranah profesional sebagai dokter dan pengabdian masyarakat.

Semasa hidupnya, Raden Angka mengabdikan diri sebagai dokter rakyat dan pendidik, guna meningkatkan harkat kehidupan masyarakat jajahan dengan cara memperbaiki tingkat kesehatan.

Wilayah cakupan tugasnya meliputi Semarang, Purbalingga, Bogor, Pemalang, Brebes, Kendal, Banyumas, Purwokerto, Cilacap, dan beberapa daerah lainnya.

Setelah Indonesia merdeka, R Angka mendirikan Apotek Dwiwarna di kediamannya di Purwokerto, bersama sejumlah rekan seprofesinya.

Apotek ini adalah apotek pertama di Purwokerto yang berdiri setelah Indonesia merdeka.

Raden Angka Prodjosoedirdjo meninggal di Purwokerto pada 1975 dalam usia 88 tahun.

Jenazahnya dimakamkan di Pesarean Keluarga Kebutuh Sokaraja, di samping makam istrinya.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/08/190000979/angka-prodjosoedirdjo-pendiri-dan-bendahara-budi-utomo

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke