Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jenis Tanaman yang Menjadi Fokus Sistem Tanam Paksa

Kebijakan ini diusulkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-43, Johannes van den Bosch, pada 1829.

Tujuan utama adanya kebijakan tanam paksa di bawah Gubernur van Den Bosch yaitu untuk mengatasi kondisi perekonomian Belanda yang merosot karena digunakan untuk membiayai perang, baik di tanah jajahan maupun di negeri induk.

Ciri pokok sistem tanam paksa terletak pada kewajiban rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk hasil tanaman.

Dalam aturan sistem tanam paksa, terdapat beberapa tanaman yang menjadi fokus pemerintah Belanda.

Tanaman apa saja yang laku di pasaran internasional sebagai komoditas ekspor yang ditanam pada masa tanam paksa?

Tanaman wajib sistem tanam paksa

Indonesia merupakan wilayah dengan tanah subur, yang bisa ditanami beragam jenis produk pertanian yang menjadi andalan komoditas ekspor.

Hal itu memungkinkan Belanda menerapkan strategi eksploitasi untuk mengamankan perekonomian negaranya, salah satunya dengan sistem tanam paksa.

Sistem tanam paksa yang dicetuskan oleh Van den Bosch disetujui oleh pemerintah Belanda dan dijalankan dari 1830 hingga 1870.

Sistem tanam paksa sebetulnya merupakan gabungan dari Preangerstelsel (kewajiban penanaman kopi yang dilaksanakan oleh VOC di tanah Pasundan pada 1720) dan sistem sewa tanah (land rent system) model Raffles.

Dalam pokok-pokok peraturan sistem tanam paksa yang termuat dalam Lembaran Negara (staatblad) Nomor 22 Tahun 1834, disebutkan aturan lengkapnya.

Salah satunya, penduduk harus menyediakan sebagian tanahnya untuk penanaman tanaman yang hasilnya dapat dijual di pasaran dunia.

Jenis tanaman yang menjadi fokus sistem tanam paksa yaitu tanaman kopi, teh, tebu, tembakau, dan nila.

Melalui sistem tanam paksa, produksi perkebunan untuk ekspor meningkat tajam dan Belanda mampu mengeruk kekayaan dalam waktu cepat untuk memulihkan perekonomiannya yang terpuruk.

Sebaliknya, penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia semakin berat, terlebih dengan adanya penyimpangan ketentuan-ketentuan awal tanam paksa oleh banyak pihak.

Pelaksanaan tanam paksa yang sangat memberatkan rakyat Indonesia hingga menimbulkan kelaparan dan kematian di beberapa daerah.

Kesengsaraan rakyat akibat tanam paksa memunculkan penentangan dari sejumlah tokoh Belanda.

Alhasil, pemerintah Belanda menghapus tanam paksa pada 1870 dan melakukan pembenahan yang melahirkan politik etis sebagai upaya balas budi kepada masyarakat Indonesia.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/09/140000479/jenis-tanaman-yang-menjadi-fokus-sistem-tanam-paksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke