Kisah Hainan, dari Nasi hingga Banyaknya Turis Indonesia

KOMPAS.com - Provinsi Hainan atau Hainam terletak di wilayah  paling selatan Republik Rakyat China (RRC).

Hainan juga menjadi provinsi terkecil di RRC.

Kendati begitu, Hainan acap mendapat julukan Hawaii-nya China.

Provinsi Hainan berbentuk pulau seluas sekitar 33.210 kilometer persegi.

Ibu kota Hainan adalah Haikou.

Sampai dengan 1988, Hainan adalah bagian dari Provinsi Guangdong.

Kemudian, Hainan lepas dari Provinsi Guangdong dan menjadi Zona Ekonomi Khusus (SEZ) hingga sekarang.

Secara khusus, Hainan menjadi salah satu wilayah industri pariwisata bagi China.

Hainan

Dalam laman sumber literatur Kompas.com edisi 8 September 2022,kisah  hainan juga dikenal dengan kuliner nasi ayam hainan.

Selain daging ayam pada kuliner ini, daging babi juga menjadi pilihan pada nasi hainan.

Nasi hainan yang masuk ke Indonesia di sekitaran abad ke-16 oleh pendatang Suku Hainan asal China mengalami adaptasi dengan bumbu Indonesia.

Hal sama terjadi pada nasi hainan di Malaysia dan Singapura.

Proses indigenisasi atau adaptasi dengan budaya lokal ini menjadi rebutan kedua negara seturut catatan laman South China Morning Post, scmp.com, edisi 27 Februari 2021.

Malaysia dan Singapura hingga kini masih saling mengklaim bahwa mereka adalah pemilik nasi hainan.

Sementara itu, pemerintah Provinsi Hainan dalam beberan data pada 22 Februari 2023 menyebut bahwa sampai dengan akhir 2019, lebih dari 100.000 wisatawan asal Indonesia tandang ke Hainan.

Jumlah turis Indonesia ini adalah terbesar dari turis asal ASEAN.

Menyusul ikhwal jumlah, turis Rusia dan Korea Selatan adalah yang terbanyak kedua dan ketiga melancong ke Hainan.

Penerbangan kali pertama Hainan-Indonesia terwujud pada 2017.

Termutakhir, pihak pemangku kepentingan Provinsi Hainan menyusun kembali rencana kerja sama pariwisata dengan Indonesia pasca-meredanya pandemi Covid-19.

Beberapa program garapan ke depan, kata Lin Fangjun, Pejabat Departemen Pariwisata Hainan di Luar Negeri, adalah perwujudan konsep satu arah multi-stop untuk perluasan pasar komoditas wisata.

Kelak, Hainan akan menjadi pusat transit antar-kota baik di China maupun Indonesia.

Lantas ada juga realisasi penyederhanaan prosedur imigrasi kedua pihak, pembukaan restoran Indonesia di Hainan, pelatihan pemandu wisata berbahasa Indonesia, dan peningkatan jumlah petunjuk maupun pedoman tempat wisata.

Kemudian, pelaksanaan normalisasi penerbangan Hainan-Indonesia pergi pulang (pp) menjadi tantangan selanjutnya.

Otoritas terkait di Hainan juga akan melakukan optimalisasi dan peningkatan kualitas pariwisata Hainan ke tingkat internasional.