Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teori Pendukung Keberadaan Masyarakat Awal di Kepulauan Indonesia

Ada setidaknya 5 teori yang menjelaskan asal-usul keberagaman masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah teori Nusantara.

Teori Nusantara adalah teori pendukung keberadaan masyarakat awal di Kepulauan Indonesia.

Apa itu teori Nusantara?

Teori Nusantara menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, bukan dari luar.

Menurut teori Nusantara, bangsa Indonesia dulunya tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun.

Teori ini juga didukung oleh para ahli lainnya, seperti Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.

Dasar utama teori Nusantara berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi.

Anggapan ini didasari pada hipotesis bahwa bangsa Melayu sudah melewati proses perkembangan budaya di wilayah sebelumnya.

Jadi kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa ada perpindahan ke wilayah tersebut.

Selain itu, teori Nusantara juga didukung dengan penemuan kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja.

Lalu, penemuan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis di Pulau Jawa, yang menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu kemungkinan berasal dari Jawa.

Kelemahan

Meskipun teori Nusantara telah didukung dengan sejumlah bukti, tetapi teori ini masih memiliki sejumlah kelemahan.

Para ahli yang mendukung teori selain teori Nusantara juga menemukan beberapa peninggalan yang menguatkan bukti bahwa bangsa Indonesia berasal dari luar.

Misalnya seperti adanya kesamaan peninggalan perkakas pada zaman purba dan migrasi besar-besaran manusia purba ke Indonesia.

Referensi:

  • Idi, Abdullah. (2015). Dinamika Sosiologis Indonesia, Agama Pendidikan dalam Perubahan Sosial. Yogyakarta: LKiS.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/19/160000479/teori-pendukung-keberadaan-masyarakat-awal-di-kepulauan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke