Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Manusia Purba Homo Floresiensis Disebut Manusia Kerdil

Penemu fosil Homo Floresiensis bernama Peter Brown dan Mike J. Moorwood, yang kala itu sedang melakukan penelitian di Gua Liang Bua bersama dengan tim ilmuwan Indonesia.

Fosil tersebut dinamai Homo Floresiensis atau Manusia Liang Bua, sesuai dengan lokasi penemuannya.

Manusia purba yang hidup 12.000 tahun lalu itu juga kerap disebut sebagai "manusia kerdil" atau Hobbit dari Liang Bua.

Berikut ini alasan Homo Floresiensis juga sering disebut sebagai "manusia kerdil".

Memiliki tinggi badan yang mungil

Alasan Homo Floresiensis disebut manusia kerdil adalah karena tinggi badannya yang tidak mencapai 100 centimeter.

Bahkan, postur tubuh manusia purba jenis ini paling tinggi hanya sekitar 100 centimeter saja.

Sewaktu Peter dan Mike sedang menggali, fosil yang mereka temukan berupa tengkorak berukuran mungil.

Diperkirakan ukuran manusia purba Homo Floresiensis tidak lebih besar dari anak-anak pada umumnya yang masih berusia lima tahun.

Homo Floresiensis bisa bertubuh mungil karena adanya proses seleksi alam sehingga tubuh mereka berevolusi menjadi lebih kecil.

Hal ini disampaikan oleh tim ilmuwan yang meneliti Homo Floresiensis.

Manusia purba jenis ini dikatakan masih keturunan dari spesies Homo Erectus yang ada di Asia Tenggara sekitar satu juta tahun lalu.

Hipotesis ini berlandaskan pada penemuan berbagai alat yang biasa digunakan oleh Homo Erectus di sekitar fosil Homo floresiensis.

Selain itu, peneliti lain, yaitu Teuku Jacob, juga mengatakan bahwa Homo floresiensis adalah leluhur dari orang-orang Flores yang terkena penyakit microcephalia, yakni bertengkorak dan berotak kecil.

Konon, penyakit tersebut masih ditemukan pada beberapa penduduk di sekitar Gua Liang Bua.

Selain tinggi badan, berikut ini ciri-ciri fisik Homo Floresiensis lainnya:

  • Berat sekitar 30 kilogram.
  • Volume otak sebesar 380 cc.
  • Tengkorak yang berukuran kecil dan memanjang.
  • Dahi tidak menonjol dan sempit.

Referensi:

  • Laporan Jurnalistik Kompas. (2011). Ekspedisi Jejak Peradaban NTT. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
  • Resowiredjo, Arjuno. (2018). Manusia (purba) Sebelum Adam, Qur'an dan Sains. Jawa Timur: Arjuno Resowiredjo.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/21/120000479/alasan-manusia-purba-homo-floresiensis-disebut-manusia-kerdil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke