Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkembangan Madrasah di Singapura

Madrasah pertama kali muncul di Singapura pada 1905, yakni Madrasah As-Sibyan, yang berada di sekitar Masjid Sultan.

Setelah itu, muncul beberapa nama madrasah besar di Singapura, seperti Aljunied Al-Islamiah, Irsyad Zuhri Al-Islamiah, Al-Maarif Al-Islamiah, Alsagoff Al-Arabiah, Al-Arabiah Al-Islamiah, dan Wak Tanjong Al-Islamiah.

Lalu bagaimana sejarah madrasah di Singapura?

Madrasah pertama di Singapura

Munculnya madrasah di Singapura dibarengi dengan masuk dan berkembangnya Islam pada abad ke-15.

Saat itu, bentuk pertama dari madrasah adalah sekolah Al Quran dan sekolah pondok yang berada di sekitar rumah ulama atau guru agama Islam.

Model pendidikan tersebut berkembang di Singapura dari abad ke-15 hingga abad ke-19.

Adapun fokus dalam pendidikan madrasah di Singapura saat itu adalah pemahaman di bidang agama Islam.

Selain itu, diberikan juga pengetahuan tentang tauhid, tafsir, fikih, sejarah, hadis, dan bahasa Arab.

Sejak itu, model pendidikan Islam terus berkembang di Singapura, dibuktikan dengan berdirinya madrasah pertama di Singapura.

Madrasah pertama di Singapura adalah Madrasah As-Sibyan, yang berdiri pada 1905 di dekat Masjid Sultan.

Konon, Madrasah As-Sibyan didirikan oleh seorang ulama yang berasal dari wilayah Indonesia.

Namun, setelah 1920-an, Madrasah As-Sibyan tidak diketahui lagi kejelasannya.

Perkembangan madrasah di Singapura

Madrasah modern pertama di Singapura adalah Al-Iqbal Al-Islamiah, yang didirikan pada 4 Februari 1908.

Madrasah Al-Iqbal Al-Islamiah didirikan oleh Syed Sheikh Ahmad Al-Hadi, yang merupakan seorang tokoh terkemuka dalam jurnalisme Melayu.

Madrasah yang didirikan oleh Syed Sheikh Ahmad Al-Hadi sampai sekarang masih berdiri dan eksis di Singapura.

Selain itu, ada juga Madrasah Al-Maarif Al-Islamiah, yang berdiri pada 1936 hingga sekarang.

Madrasah Al-Maarif Al-Islamiah didirikan oleh Syeikh Muhammad Fadhlullah Suhaimi, seorang ulama yang mendukung pendidikan bagi perempuan.

Di dalam madrasah ini, dimasukkan pelajaran dan pendidikan non-agama. Madrasah Al-Maarif Al-Islamiah juga menjadi lembaga pendidikan yang menerima siswa perempuan dan laki-laki.

Kekhawatiran pemerintah

Keberadaan pendidikan madrasah ternyata menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Singapura.

Pemerintah Singapura mengkhawatirkan bahwa siswa dari madrasah tidak sesuai dengan tujuan dari sekolah nasional.

Siswa yang sekolah di madrasah dikhawatirkan oleh pemerintah tidak bisa efektif berkontribusi pada ekonomi berbasis pengetahuan dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah Singapura kemudian mengeluarkan kebijakan wajib belajar dari anak usia enam hingga 15 tahun.

Referensi:

  • Abdullah, Abdul Rahman Haji. (1997). Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran. Jakarta: Gema Insani Press. hlm 212.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/25/100000079/perkembangan-madrasah-di-singapura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke