Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerajaan Kubu: Sejarah, Perkembangan, dan Raja-raja

Peletak dasar kerajaan ini adalah Syarif Idrus, seorang ulama keturunan Hadramaut, Yaman, yang masih keturunan Nabi Muhammad.

Kerajaan Kubu didirikan pada abad ke-17 dan masa pemerintahannya berakhir ketika tergabung menjadi wilayah NKRI.

Sejarah berdirinya

Cikal bakal Kerajaan Kubu berasal dari para imigran asal Hadramaut, Yaman, yang pergi ke timur untuk mencari daerah baru.

Para perantau yang berjumlah sekitar 45 orang ini sampai di Palembang, lalu terus bergerak hingga ke Kalimantan Barat.

Ketika sampai di Kalimantan Barat, mereka menyebarkan Islam di Sukadana dan Menpawah. Sedangkan salah satu pengembara bernama Syarif Idrus, memilih mencari daerah lainnya bersama beberapa orang lainnya.

Syarif Idrus melakukan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas Kecil hingga sampai pada daerah yang menarik perhatiannya, yaitu Suka Pinang atau persimpangan Sungai Rasau.

Di wilayah itulah, ia dan rombongannya menetap lalu membangun perkampungan. Dalam perkembangannya, Suku Dayak yang lalu lalang tertarik melihat tata cara kehidupan di kampung baru itu.

Mereka akhirnya bergabung hingga perkampungan semakin ramai. Adapun Syarif Idrus diangkat menjadi pemimpin kampung dan membuat perdagangan hasil hutan semakin maju.

Aktivitas perdagangan kampung tersebut menarik banyak pedagang dari luar daerah. Di sisi lain, muncul ancaman yang membuat Syarif Idrus terpaksa memindahkan kampung ke dalam hutan untuk keamanan.

Sebagai pemimpin, ia juga berupaya membangun pertahanan dengan menimbun kayu di sungai yang ada di dekatnya. 

Daerah itu akhirnya terkenal dengan nama Kubu, karena diambil dari kata kubu pertahanan.

Pada 1775, Kampung Kubu berubah menjadi pemerintahan sendiri berbentuk kerajaan dengan Syarif Idrus (1775-1794) sebagai raja pertamanya bergelar Tuan Besar Kubu.

Dalam menjalankan pemerintahan, ia dibantu oleh tiga rekannya yang bernama Sayid Hamzah Al Baraqbah, Sayid Ali As Shahabuddin, dan Syekh Akhmad Faluga, yang juga berasal dari Yaman.

Perkembangan

Pada 1780, Raja Syarif Idrus mengadakan hubungan dengan Belanda untuk pertama kalinya dengan menandatangani kontrak politik Korte Verklaring.

Setelah Raja Syarif Idrus meninggal karena diserang oleh Siak saat sedang beribadah, rakyatnya bersumpah tidak akan melakukan hubungan apa pun dengan Siak.

Setelah itu, tampuk pimpinan Kubu dilanjutkan oleh putranya yang bernama Syarif Muhammad, yang juga menandatangani kontrak politik dengan Belanda pada 7 Juni 1823.

Penandatanganan kontrak juga diakukan pemimpin selanjutnya. Semasa pemerintahan Syarif Hasan bin Abdurahman, Kubu membangun berbagai infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan lain sebagainya untuk menunjang kegiatan di kerajaan.

Oleh karenanya, periode pemerintahan Syarif Hasan bin Abdurahman bisa dikatakan sebagai masa kemajuan dari Kerajaan Kubu.

Pada masa kekuasaan Syarif Abbas (1900-1912) terjadi perang saudara dengan Syarif Zin bin Ismail, yang menuntut haknya sebagai pewaris takhta Kubu.

Berkat bantuan Belanda, Syarif Zin akhirnya naik takhta sebagai raja Kubu dengan tanda tangan kontrak pada 26 November 1911.

Pada masa ini, Belanda membentuk badan bernama Bestuurcomisie untuk membantu pemerintahan Kerajaan Kubu.

Jabatan Ketua Bestuurcomisie diberikan kepada Syafir Kasimi yang mempunyai kewenangan untuk memimpin Tanjung Bunga.

Anggotanya bernama Syarif Saleh ditugaskan di daerah Kubu hingga Padang Tikar.

Runtuhnya Kerajaan Kubu

Saat Jepang masuk ke Kubu pada September 1943, Syarif Hasan ditunjuk sebagai Ketua Bestuurcomisie.

Pada 20 Februari 1944, ia ditangkap oleh Jepang dan digantikan oleh Syarif Shalih. Setelah Jepang menyerah pada 1945, Belanda kembali lagi untuk menguasai.

Syarif Shalih juga kembali ditunjuk sebagai kepala swapraja Kubu dengan menandatangani Korte Verklaring pada 16 Agustus 1949.

Ia terus menjabat sebagai kepala swaparaja hingga tahun 1958, ketika swapraja dihapuskan dan Kubu masuk ke Republik Indonesia.

Hal itu juga yang menandai berakhirnya Kerajaan Kubu di Kalimantan Barat.

Raja-raja Kerajaan Kubu

  • Syarif Idrus (1775-1795)
  • Syarif Muhammad (1795-1829)
  • Syarif Abdurahman (1829-1841)
  • Syarif Ismail (1841-1864)
  • Syarif Hasan (1864-1871)
  • Syarif Abbas (1900-1912)
  • Syarif Zin (1912-1921)
  • Syarif Salih (1921-1943)
  • Syarif Hasan (1943-1958)

Referensi:

  • Taniputera, Ivan. (2017). Ensiklopedi Kerajaan-Kerajaan Nusantara: Hikayat dan Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/21/110000279/kerajaan-kubu-sejarah-perkembangan-dan-raja-raja

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke