Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Willem Barentsz, Pelaut Belanda yang Tersesat di Kutub Utara

Namanya dikenal sebagai pelaut Belanda yang pergi menjelajah dunia Timur namun akhirnya tidak berhasil karena tidak menguasai medan dan tersesat di Kutub Utara.

Sepanjang hidupnya, Barentsz telah melakukan tiga ekspedisi ke ujung utara Bumi untuk mencari Jalur Timur Laut (rute pengiriman dari Atlantik Utara dan Eropa ke arah Samudra Pasifik).

Dalam dua pelayaran pertamanya, ia berhasil mencapai Novaya Zemlya (kepulauan di Samudra Arktik di utara Rusia) dan Laut Kara.

Kemudian selama ekspedisi ketiga, Barentsz berhasil menemukan Spitsbergen dan Pulau Beruang yang ada di Svalbard.

Berkat kegigihannya menaklukkan wilayah Arktik, namanya kemudian diabadikan menjadi nama Laut Barents, yang terletak di utara Norwegia dan Semenanjung Kola.

Awal kehidupan

Willem Barentsz lahir di Pulau Terschelling, Belanda, pada sekitar tahun 1550.

Nama Barentsz sendiri sebenarnya bukan nama keluarganya, melainkan sebuah patronim atau nama pribadi pemberian dari ayahnya, yakni kependekan dari Barentszoon atau "putra Barent".

Sejak kecil, Barentsz sudah memiliki kesenangan terhadap dunia kartografi. Oleh sebab itu, ia pun tumbuh untuk menjadi seorang kartografer.

Sebagai kartografer dan pedagang, ia telah berlayar ke Spanyol serta Mediterania dan dapat menyelesaikan atlas wilayah Mediterania yang ia terbitkan bersama dengan Petrus Plancius.

Setelah atlasnya selesai, Barentsz pun menekuni karier sebagai penjelajah untuk mencari Jalur Timur Laut untuk berdagang dengan China.

Pelayaran pertama

Pada 5 Juni 1594, Barentsz pergi meninggalkan Amsterdam dengan tiga kapalnya untuk mencari Jalur Timur Laut di Utara Siberia menuju Asia Timur.

Dalam pelayaran pertamanya ini, Barentsz membagi armadanya menjadi tiga, yang masing-masing dikirim ke arah yang berbeda untuk mencoba masuk ke Laut Kara.

Harapannya, dengan masuk ke Laut Kara, rombongannya dapat menemukan bagian Timur Laut. Namun, ia belum berhasil.

Sekitar tanggal 23 sampai 29 Juni, Barentsz sempat tinggal di Pulau Kildin, Rusia. Kemudian pada 9 Juli, untuk pertama kalinya ia bertemu dengan beruang kutub.

Ia pun segera menembak beruang tersebut dan menaikkannya ke atas kapal untuk dibawa pulang ke Belanda.

Namun, setelah dirantai dan dibawa ke atas kapal, beruang itu bangun dan mengamuk, sehingga harus segera dibunuh. Peristiwa ini terjadi di Bear Creek, Pulau Williams.

Setelah dari Bear Creek, Barentsz melanjutkan penjelajahannya dan sampai di pantai barat Novaya Zemlya.

Ia terus mengikuti jalur ke utara, sebelum akhrinya dipaksa untuk berbalik arah karena terhalang oleh gunung es yang besar.

Dengan demikian, dalam pelayaran pertamanya ini, Barentsz tidak berhasil sampai ke tujuan akhirnya.

Pelayaran kedua

Tertarik dengan pelayaran pertamanya, Pangeran Maurice mengangkat Barentsz sebagai kepala ekspedisi untuk membawa enam kapal yang berisikan barang dagangan.

Pangeran Maurice menaruh harapan tinggi armada Barentsz dapat berdagang dengan China.

Barentsz pun berangkat pada 2 Juni 1595 dengan menyusuri antara Pantai Siberia dan Pulau Vaygach.

Sayangnya, di tengah pelayaran, Barentsz mendapati bahwa cuaca pada saat itu sudah sangat tidak mendukung dan membuat Laut Kara membeku.

Alhasil, Barentsz memutuskan untuk berbalik arah. Ekspedisi keduanya ini dapat dikatakan gagal.

Pelayaran ketiga

Kegagalan yang dialami Barentsz dalam ekspedisi kedua telah membuat kerajaan dan dirinya sendiri kecewa.

Akibatnya, pada 1596, Jenderal Negara mengatakan tidak akan lagi mensubsidi pelayaran serupa, tetapi menawarkan hadiah tinggi bagi siapa saja yang berhasil menemukan Jalur Timur Laut.

Mendengar berita tersebut, Dewan Kota Amsterdam segera menyiapkan dua kapal kecilnya yang dipimpin oleh Jan Rijp dan Jacob van Heemskerk, dengan dikomando oleh Barentsz.

Mereka berangkat pada 10 atau 15 Mei 1596, dan setelah satu bulan berlayar, Jan dan Jacob menemukan Pulau Beruang.

Kemudian, pada 17 Juni mereka menemukan Spitsbergen. Tiga hari kemudian, mereka melihat sebuah pintu masuk di dalam teluk yang besar yang disebut Raudfjorden.

Mereka pun memutuskan untuk berlabuh di antara Tebing Cloven dan Vogelsang dan mendirikan pos di sana.

Setelah itu, pada 25 Juni, mereka memasuki Teluk Tusk dan dilanjutkan tanggal 26 berlayar ke utara Forlandsundet.

Namun, saat sedang menuju ke Forlandsunset, mereka terpaksa harus berbalik arah karena ada sebuah kawanan beruang kutub yang memaksa mereka untuk segera pergi dari tempat itu.

Mereka pun akhirnya putar balik dan kembali ke Pulau Beruang pada 1 Juli, yang menyebabkan terjadinya perselisihan antara Barentsz dengan Jacob.

Usai berselisih paham, keduanya memutuskan untuk berpisah. Barentsz melanjutkan ke Timur Laut, sementara Jan dan Jacob menuju ke utara untuk menyebrang langsung ke Kutub Utara dengan harapan sampai di China.

Pada 17 Juli 1596, Barentsz kembali berlabuh di Novaya Zemlya. Akan tetapi, kapalnya justru terjebak di gunungan es dan terapung di sana.

Barentsz bersama 16 orang kru nya pun terpaksa harus bertahan hidup di atas kapal sembari menahan dinginnya udara.

Selama satu tahun, Barentsz berusaha untuk terus bertahan hidup. Namun, sampai bulan Juni 1957, ternyata es masih belum juga mencair.

Willem Barentsz akhirnya meninggal pada 20 Juni 1957 setelah satu tahun terjebak di Kutub Utara.

Warisan

Kisah pelayaran Barentsz semakin dikenal saat dua awaknya, yaitu Jan Huyghen van Linschoten dan Gerrit de Veer, menerbitkan jurnal tentang petualangan mereka di ujung utara Bumi.

Untuk menghormati jasa-jasanya, pada 1853, bekas Laut Murmean diganti namanya menjadi Laut Barents.

Kemudian pada akhir abad ke-19, Institut Maritim Willem Barentsz juga dibuka di Terschelling, Belanda.

Setelah itu, pada 1931, Nijgh dan Van Ditman menerbitkan drama yang ditulis oleh Albert Helman tentang kisah pelayaran ketiga Barentsz.

Selain itu, nama Barentsz juga dijadikan sebagai nama kapal penangkap ikan paus pada 1946 dan 1953.

Satu dekade lalu, yakni pada 2011, tim sukarelawan memutuskan membangun replika atau tiruan kapal Barentsz di Kota Harlinge, Belanda.

Referensi:

  • C, Michael Hogan. Steve Baum. (2010). Barents Sea. Washington DC: National Council for Science and the Environment.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/09/140000579/willem-barentsz-pelaut-belanda-yang-tersesat-di-kutub-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke