Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Kata animisme berasal dari bahasa Latin anima yang artinya nyawa, jiwa, atau roh.

Animisme adalah kepercayaan bahwa semua yang bergerak dianggap hidup dan memiliki roh yang berwatak baik ataupun buruk.

Penganut kepercayaan animisme percaya bahwa setiap benda atau kawasan di muka bumi mempunyai roh yang harus dihormati agar tidak mengganggu manusia.

Selain itu, kepercayaan animisme juga memercayai bahwa roh orang yang telah meninggal bisa masuk ke dalam tubuh hewan.

Karena itu, animisme dapat juga diartikan sebagai kepercayaan manusia terhadap roh leluhur.

Sejarah kemunculan

Teori animisme pertama kali dikemukakan oleh E.B. Taylor, sarjana aliran evolusionisme Inggris, yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya bernyawa.

Penganutnya percaya bahwa roh dapat memberi manfaat kepada kehidupan manusia serta mampu memberi pertolongan.

Menurut Taylor, manusia purba pada mulanya merasa dihadapkan pada dua persoalan, yaitu perbedaan antara orang hidup dan mati, serta pengalaman dalam mimpi.

Manusia purba kemudian berusaha memahami dan menjelaskan fenomena aneh tersebut melalui pemikirannya.

Misalnya, ketika kedatangan kupu-kupu, mereka meyakini bahwa hal itu pertanda akan kedatangan tamu.

Masih menurut Taylor, peradaban dimulai dengan adanya pemikirian animisme, kemudian berkembang menjadi agama.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa animisme merupakan cikal-bakal lahirnya agama.

Terdapat dua keyakinan pokok yang terkandung dalam teori animisme, yaitu:

  • Keyakinan adanya jiwa pada setiap makhluk hidup yang dapat terus berada, sekalipun makhluk tersebut sudah mati atau tubuhnya dibinasakan.
  • Keyakinan adanya banyak roh yang berpangkat-pangkat, dengan para dewa sebagai puncaknya.

Masyarakat yang menganut paham animisme meyakini bahwa orang yang telah meninggal dianggap sebagai mahatinggi yang menentukan nasib dan mengontrol perbuatan manusia.

Mereka juga beranggapan roh tersebut dapat merasuk ke dalam benda, yang membuat benda tersebut menjadi sakral atau sakti.

Kepercayaan seperti ini kemudian berkembang menjadi penyembahan kepada roh-roh, dan untuk menghindari kemarahan roh biasanya diadakan ritual tertentu.

Contoh kepercayaan animisme pada masa sekarang

Di Indonesia, kepercayaan animisme berakar kuat hingga bertahan sampai saat ini.

Sebagai contohnya pada suku Ngaju di Kalimantan, yang menganggap roh nenek moyang sebagai orang yang menjaga kelestarian kampung, sungai, dan sawah, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Sementara Suku Toraja memercayai bahwa roh nenek moyang adalah penjaga serta pelindung, sehingga tanpa restunya hidup akan mengalami musibah dan bencana.

Contoh lain dapat ditemukan pada sebagian masyarakat Jawa yang percaya tentang penghuni laut pantai selatan, yaitu Nyai Roro Kidul.

Masyarakat di wilayah pantai selatan Jawa yang percaya Nyai Roro Kidul mempunyai hubungan kerabat dengan Mataram (Yogyakarta) akan memberi sedekah laut agar terhindar dari mara bahaya.

Referensi:

  • Situmorang, Jonar. (2017). Mengenal Agama Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/181444879/kepercayaan-animisme-pengertian-sejarah-dan-contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke