KOMPAS.com - Komunikasi vertikal adalah proses penyampaian informasi di antara kedua belah pihak yang berbeda kedudukannya.
Menurut Riinawati dalam buku Pengantar Teori Manajemen (2019), komunikasi vertikal adalah komunikasi antara atasan dan bawahan.
Pengertian komunikasi vertikal adalah komunikasi antara atasan dan bawahan atau bawahan dengan atasan.
Yang menjadi fokus utama dalam komunikasi vertikal ialah kedudukan komunikator (pengirim pesan) beserta komunikan (penerima pesan), dan timbal balik yang dihasilkan.
Walau proses komunikasi ini banyak digunakan di perusahaan, nyatanya, komunikasi vertikal juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Baca juga: Komunikasi Vertikal: Pengertian dan Contohnya
Apa saja kelebihan dan kekurangan komunikasi vertikal?
Dikutip dari situs Business Communication Articles, salah satu kelebihan komunikasi vertikal, yakni komunikasinya dilakukan di berbagai tingkat.
Artinya komunikasi vertikal tidak hanya terjadi di satu bagian saja, melainkan beberapa bagian yang mungkin saling terhubung.
Kelebihan komunikasi vertikal adalah adanya pelaksanaan nasihat, perintah, dan petunjuk yang diberikan atasan kepada bawahan.
Proses komunikasi vertikal memungkinkan atasan untuk memberi penugasan kerja, juga mengevaluasi hasil kinerja bawahan.
Baca juga: Arus Komunikasi Horizontal dan Diagonal dalam Komunikasi Organisasi
Selain itu, kelebihan komunikasi vertikal adalah bisa memotivasi bawahan. Karena komunikasi vertikal memungkinkan atasan untuk berkomunikasi langsung dengan bawahan.
Kesimpulannya, kelebihan komunikasi vertikal, yaitu:
Dilansir dari situs The Business Communication, salah satu kekurangan komunikasi vertikal, yakni prosesnya yang tidak efektif.
Dalam beberapa hal, komunikasi vertikal tidak berjalan efektif. Karena komunikator dan komunikan memiliki kedudukan yang berbeda.
Selain itu, bawahan juga berpotensi enggan berkomunikasi dengan atasan, lantaran takut, rasa ketidakpercayaan, atau merasa terancam.