Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Isolasi Geografi dan Pengaruhnya pada Keragaman Budaya

Kompas.com - 04/10/2023, 06:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia memiliki budaya yang beragam. Mulai dari wilayah Sabang hingga Merauke.

Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi keberagaman budaya, salah satunya karena pengaruh geografis yaitu isolasi geografi.

Pengertian isolasi geografi

Isolasi mengandung arti pemisahan suatu hal dari hal lain.

Secara sederhana, isolasi geografi dapat diartikan sebagai dipisahkan oleh tempat.

Baca juga: Bentuk-bentuk Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

Isolasi geografi adalah terpisahnya suatu populasi oleh penghalang yang dapat berupa kondisi alam atau keadaan geografi.

Kondisi alam tersebut dapat bermacam-macam, seperti laut yang luas atau kepulauan.

Mereka sulit untuk melakukan perpindahan dari satu pulau ke pulau lainnya karena keterbatasan teknologi di bidang perkapalan.

Oleh karena itu, kelompok populasi tersebut mengembangkan kebudayaannya masing-masing berdasarkan kondisi lingkungan tempat mereka menetap.

Perkembangan tersebut dilakukan secara berbeda-beda menyesuaikan kebutuhan untuk bertahan hidup mereka yang juga berbeda-beda.

Pengaruh isolasi geografi pada keberagaman budaya

Salah satu latar belakang pembentukan masyarakat dengan keberagaman budaya (multikultural) adalah karena bentuk wilayahnya.

Pada negara kepulauan, seperti Indonesia, terjadi isolasi geografis yang menyebabkan kemajemukan suku bangsa dan budaya. Kemajemukan tersebut dapat terjadi karena pulau-pulau tempat tinggal masyarakat Indonesia dipisahkan oleh selat dan laut

Pada zaman dahulu, leluhur Indonesia datang dari Yunan (Tiongkok bagian Selatan) yang kemudian secara berkelompok mereka datang ke Nusantara.

Masyarakat tersebut menyebar dan membuat permukiman di pulau-pulau besar ataupun kepualauan yang ada.

Laut menjadi isolasi alamiah di antara kelompok-kelompok masyarakat tersebut.

Baca juga: 5 Peran dan Fungsi Keragaman Budaya 

Oleh karena itu, mereka kemudian berkembang menjadi satu kesatuan suku bangsa. Kesulitan dalam perpindahan pulau karena keterbatasan teknologi mengakibatkan mereka menjadi fokus untuk mengembangkan kebudayaan mereka masing-masing.

Sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya, kebudayaan berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan kebutuhan untuk bertahan hidup.

Akibatnya kebudayaan yang berkembang di suatu masyarakat dapat berbeda dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat lain.

Indonesia pun jadi memiliki beragam suku bangsa dengan keberagaman budaya.

Selain itu, isolasi geografi juga merupakan faktor mengapa masyarakat Sulawesi menjadi majemuk. Keadaan geografi membagi Sulawesi menjadi sejumlah wilayah dan daerah terpencil.

Ketika leluhur masyarakat Sulawesi datang secara bergelombang sebagai imigran dari berbagai penjuru, keadaan geografi memaksa mereka untuk tinggal dan menetap di suatu wilayah atau daerah yang terpisah antara satu dengan lainnya.

Isolasi geografi tersebut menyebabkan penduduk yang menempati setiap daerah tumbuh menjadi satu kesatuan suku bangsa.

Setiap kesatuan suku bangsa terdiri atas sejumlah anak suku yang dipersatukan oleh emosional dan memandang diri mereka sebagai satu jenis tersendiri.

Baca juga: Keragaman Budaya: Sifat dan Manfaatnya

Pengaruh dari isolasi geografi juga dapat dilihat pada Suku Bali Aga. Suku Bali Aga memiliki kebudayaan yang jauh berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya. Mereka juga identik sebagai orang gunung dan tinggal di pedalaman tanpa teknologi.

Selain karena mendapat pengaruh Jawa-Hindu karena invasi kerajaan Majapahit, kebudayaan mereka juga dipengaruhi oleh isolasi geografi.

Suku Bali Aga memilih untuk hidup di pegunungan saja. Hidup di daerah terpencil tersebut membuat budaya Suku Bali Aga terjaga dari pengaruh budaya luar.

Selain itu, masyarakat Suku Bali Aga juga melarang adanya pernikahan dengan warga luar desa untuk menjaga kelestarian budaya mereka.

 

Referensi:

  • Purwanto, Rudy. Dkk (2015). Top No 1 UN SMA/MA IPS 2016. Jakarta Selatan: Bintang Wahyu.
  • P, Mukhlis. Dkk. (1995). Sejarah Kebudayaan Sulawesi. Jakarta: Depdikbud.
  • Tim Solusi Cerdas. (2020). Pocket Shortcut Saintek. Solo: Genta Smart Publisher.
  • Sugiarta, Gita & Hanna, Yusmira. (2020). Ipocket Soshum SMA. Solo: Genta Smart Publisher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com