KOMPAS.com - Pori-pori makro terbentuk ketika hewan-hewan tanah berukuran tubuh makro membuat lubang di dalam tanah atau ketika akar-akar tanaman yang besar mati dan membusuk.
Pori-pori makro merupakan ruangan-ruangan yang berukuran besar di dalam tanah yang terbentuk di antara partikel tanah.
Pori-pori makro memiliki pengaruh positif struktur tanah. Selain itu pembentukan pori-pori makro juga memiliki pengaruh lain, yaitu:
Baca juga: Faktor Pengaruh Kelimpahan dan Aktivitas Mikroba Tanah
Lubang-lubang pori tanah dibentuk dengan beberapa cara, yaitu menggali dan membuat terowongan.
Makrofauna seperti kumbang kotoran dan jangkrik menggunakan anggota badannya untuk menggali tanah.
Makrofauna seperti semut, rayap dan cacing tanah membuat terowongan untuk mencari makan di dalam tanah.
Lubang-lubang hewan seringkali dapat menghubungkan horizon A dan B, karena makrofauna dapat membuat lubang yang sangat dalam.
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah
Pada tanah-tanah yang memiliki kandungan liat tinggi pada horizon B, aktivitas menggali lubang ini dapat meningkatkan infiltrasi air secara substantial.
Terbangunnya konektivitas pori makro di dalam tanah dapat memudahkan pergerakan air ke dalam tanah baik secara vertikal maupun horisontal.
Hewan invertebrata tanah dapat mengontrol atau mempercepat erosi tanah.
Hal ini tergantung pada kontribusi mereka secara tidak langsung terhadap pengaturan penutup permukaan tanah, seperti kanopi tanaman, lapisan serasah atau mulsa.
Baca juga: Peran Mikroorganisme Tanah
Tanah gundukan memiliki nilai bulk density (kerapatan volume tanah) yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah di sekitar gundukan. Oleh karenanya, gundukan tidak mudah tererosi.
Bahan-bahan semen rayap ini telah digunakan manusia untuk membangun jalan, lantai tanah dalam bangunan dan lain-lain.
Sebaliknya, aktivitas cacing tanah menggali lubang menurunkan tingkat kepadatan tanah dan membuat tanah menjadi lebih gembur.
Baca juga: 5 Faktor Penyebab Berkurangnya Air Tanah
Jumlah lengas yang tertahan di dalam tanah bergantung pada total porositas dan distribusi ukuran pori.
Tanah gundukan rayap memilik kekuatan basah (wettability) yang sangat rendah, sehingga lapisan subsoil di bawahnya sering berada dalam kondisi kering.
Jika bahan organik dicampurkan ke tanah mineral tersebut akan meningkatkan kemampuan tanah mengikat air.
Aktivitas pencampuran ini dilakukan oleh cacing tanah, milleped dan kutu kayu dengan cara memasukkan serasah dan bahan organik lainnya ke dalam tanah.
Baca juga: Jenis-jenis Tanah di Indonesia
Referensi: