Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Teori Konflik dalam Paradigma Fakta Sosial?

Kompas.com - 04/04/2023, 10:00 WIB
Revlina Octavia Artrisdyanti,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Teori konflik dalam sosiologi, telah dikembangkan oleh Ralf Dahrendorf, Lewis Coser, Randall Collins, dan Charles Wright Mills.

Namun, di antara beberapa teori yang berkembang, teori konflik milik Karl Marx yang paling dikenal luas.

Dalam masyarakat, konflik dapat terjadi akibat perbedaan struktur sosial. Konflik sosial berkembang menjadi satu-satunya ancaman besar bagi hubungan juga keberadaan manusia.

Konflik sering kali dapat didefinisikan sebagai kegagalan mencapai tujuan, sasaran, kebutuhan, kemenangan, atau kosmologi sosial (ideologi).

Istilah konflik juga bisa didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tidak sesuai dengan hal lain, seperti pemikiran, sikap, atau niat.

Asumsi teori konflik

Teori konflik merupakan sebuah pendekatan umum terhadap kajian akademik sosiologi dan merupakan teori dalam paradigma apa?

Baca juga: Definisi Konflik Menurut Para Ahli

Perlu diketahui, paradigma merupakan pandangan mendasar dari ilmu, tentang apa yang menjadi pokok permasalahan yang seharusnya dipelajari.

Menurut Ritzer, paradigma merupakan pandangan mendasar dari ilmuwan tentang hal-hal yang menjadi pokok permasalahan yang dipelajari dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Teori konflik masuk dalam paradigma fakta sosial, atas dasar pengelompokkan Ritzer. Sedangkan menurut Burell dan Morgan, teori ini masuk dalam paradigma strukturalis radikal.

Dalam teori konflik, paradigma fakta sosial menyatakan bahwa masyarakat berada dalam tingkatan berbeda saat konflik terjadi.

Kondisi masyarakat menjadi tidak seimbang karena ada paksaan dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.

Teori konflik menempatkan realitas sosial pada titian konflik aktual dalam tiap tindakan individu.

Baca juga: 4 Penyebab Konflik dalam Masyarakat

Konflik dianggap sebagai suatu tindakan natural dan alamiah yang sering terjadi dalam masyarakat.

Menurut Johnson, asumsi utama teori konflik adalah sebagai berikut:

  • Pengakuan adanya struktur kelas dalam masyarakat
  • Kepentingan ekonomi yang bertentangan dengan kelas yang berbeda
  • Pengaruh posisi terhadap gaya hidup seseorang.
  • Pengaruh konflik kelas dalam menimbulkan perubahan struktur sosial.

Dahrendorf telah menerbitkan banyak kritik terhadap topik yang sebelumnya mendominasi sosiologi, terutama kegagalannya dalam menganalisis masalah konflik sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com