Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarung Peresean, Tradisi Menguji Nyali Pemuda Lombok

Kompas.com - 16/01/2023, 21:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Peresean atau presean adalah sebuah budaya kuno yang telah dilakukan masyarakat Lombok sejak dulu.

Peresean bertujuan untuk menguji keberanian, ketangkasan dan ketangguhan seorang petarung (pepadu) dalam pertandingan.

Permainan ini merupakan salah satu bentuk permohonan kepada Tuhan agar menurunkan hujan. 

Mereka percaya bahwa, sebagaimana kepercayaan nenek moyang mereka, bahwa semakin banyak darah tertumpah maka kemungkinan hujan turun akan semakin nyata.

Budaya yang awalnya penuh dengan kekerasan itu berubah menjadi unik ketika dipadukan dengan gaya beladiri dari pemainnya.

Baca juga: Tari Gandrung, Tari Tradisional Masyarakat Lombok

Aturan pertarungan Peresean

Para pepadu bertanding menggunakan cambuk rotan (penjalin) dan tameng atau perisai yang terbuat dari kulit lembu (Ende). Mereka akan saling menyerang dan menangkis.

Uniknya, peserta atau petarung tidak dipersiapkan sebelumnya karena mereka dipilih dari penonton yang hadir ketika acara pertarungan dimulai.

Atau bisa juga pepadu yang berada di arena menunjuk salah satu yang hadir untuk menjadi lawannya.

Dengan bertelanjang dada, pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan sebuah perisai di tangan kiri.

Dua orang pepadu ini bersiap saling mengadu ketangkasan dan kejantanan di depan ratusan penonton yang mengelilingi mereka di luar arena. 

Setiap pepadu hanya boleh memukul bagian atas tubuh lawannya. Mereka tidak boleh memukul bagian bawah tubuh dari pinggang hingga kaki. Nilai tertinggi akan didapat jika mampu memukul kepala lawannya.

Pertarungan peresean dilakukan dalam lima ronde. Pertarungan akan dianggap selesai jika salah satu dari pepadu mengeluarkan darah.

Pemenangnya adalah pepadu yang tidak terluka. Pertarungan ini dipimpin oleh seorang wasit yang disebut pekembar, dan dibantu oleh seorang pengad.

Baca juga: Sundu dan Klewang, Senjata Tradisional NTT

Pepadu yang menang dan kalah akan mendapat hadiah yang merupakan penghargaan bagi keberanian mereka. Hadiah itu disebut peris. Olahraga tradisional ini begitu menjunjung sportivitas. Kalah atau menang, tetaplah saudara.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com