Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Angkatan 45 dalam Sejarah Sastra Indonesia 

Kompas.com - 25/11/2022, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Angkatan 45 disebut juga angkatan Chairil Anwar, karena Chairil Anwar yang dianggap pelopor terbentuknya angkatan ini. Angkatan 45 disebut juga angkatan kemerdekaan, karena lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia  

Pemberi nama angkatan 45 adalah Rosihan Anwar. Karya yang lahir dari angkatan ini sangat berbeda dengan angkatan sebelumnya. Hal ini dikarenakan angkatan 45 dilatari dengan penjajahan bangsa Jepang yang terkenal sangat keji.

Ciri-ciri pada karya Angkatan 45 

Angkatan 45 mempunyai ciri khas pada karya-karyanya. Ciri khas ini yang membedakan karya angkatan 45 dengan angkatan sebelumnya. Berikut adalah ciri-ciri pada karya Angkatan 45, yaitu: 

  • Bebas, artinya tidak terkurung oleh aturan-aturan sebelumnya.
  • Individualistis, artinya karya-karya sastrawannya betul-betul merupakan isi perasaan dan pikiran pengarangnya.
  • Universalitas, artinya karya sastranya bersifat universal, yang membawa sastra Indonesia merupakan bagian dari sastra dunia.
  • Realistis, artinya selalu mengungkapkan sesuatu yang biasa dilihat, dirasa, ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Futuristik, artinya karya sastranya berpandangan pada masa depan dan selalu membawa hal-hal baru serta berusaha memajukan pemikiran yang baru bagi masyarakat.

Baca juga: Mengenal Puisi Aku Chairil Anwar

Tokoh sastrawan pada Angkatan 45

Sastrawan-sastrawan pada angkatan ini membawa angin segar bagi perkembangan sastra di Indonesia. Sastrawan muda pada Angkatan 45 menghasilkan karya-karya yang temanya baru dan sama sekali meninggalkan gaya sastra pada angkatan sebelumnya.

Mereka bergabung dalam sebuah lembaga yang bernama Gelanggang Seniman Merdeka. Berikut adalah tokoh sastrawan muda angkatan 45 dan hasil karyanya: 

  • Chairil Anwar

Chairil Anwar lahir di Medan tahun 1922, dan meninggal tahun 1849 dalam usia 27 tahun. Dialah yang mempelopori angkatan 45. Sikapnya yang berani dalam berkarya banyak dihormati baik oleh kawan maupun oleh lawan.

Bersama Rivai Apin dan Asrul Sani (tiga serangkai) mengasuh rubrik gelanggang dalam majalah siasat. Karya-karya Chairil Anwar banyak berupa puisi. Di antaranya:

    1. Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Luput (1949)
    2. Deru Campur Debu (1945)
    3. Tiga Menguak Takdir (1950)

Baca juga: Habitus Chairil Anwar dan Legitimasi dari HB Jassin

  • Rivai Apin

Bersama dengan Asrul Sani dan Chairil Anwar, Rivai Apin mempelopori Angkatan 45. Rivai Apin aktif menulis sajak, di antaranya adalah 3 menguak takdir. Kumpulan sajak itu ditulis bersama Chairil Anwar dan Asrul Sani. 

Pada masa-masa sesudah zaman ini Rivai Apin terus berkarya, hanya sayangnya beliau masuk dalam organisasi LEKAR, di bawah naungan komunis, dia harus ditangkap dan karyanya tidak boleh dibaca.

  • Asrul Sani

Asrul Sani lahir di Sumatera barat tahun 1926. Dia juga termasuk pelopor angkatan 45. Asrul Sani aktif berkarya dalam dunia sastra. Dia banyak menulis sajak, cerpen, dan drama. Asrul Sani terus aktif berkarya pada masa-masa setelah ini. Bahkan beliau aktif mendalami bidang seni film.

  • Idrus

Idrus adalah sastrawan yang aktif menulis karya sastra berupa cerpen, novel, dan naskah. Karya beliau diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Surabaya berbentuk cerpen
  • Jibaku Aceh berbentuk drama
  • Keluarga Surono berbentuk drama
  • Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma berbentuk kumpulan drama
  • Dokter Bisma berbentuk drama

Baca juga: Makna Puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar

Karya-karya sastra Angkatan 45 

Berikut adalah karya sastra dari sastrawan angkatan 45 lainnya, di antaranya: 

  • Keretakan dan Ketegangan karya Achdiat K. Miharja berbentuk kumpulan drama
  • Impiandi Tengah Malam karya Trisno Sumardjono berbentuk terjemahan
  • Blora karya Pramoedya Ananta Toer berbentuk kumpulan cerpen
  • Pecah Bertebaran karya P. Sengojo berbentuk essay
  • Hitam Atas Putih karya M. Ali berbentuk kumpulan  sajak
  • Kejatuhan dan Hati karya S. Rukiah berbentuk roman
  • Busa di Laut Hidup karya Barus Siregar berbentuk kumpulan cerpen
  • Lutung Kasarung karya Rustan st. Balindih berbentuk kumpulan drama
  • Sepanjang Jalan dengan Beberapa Cerita Lain karya Zuber Usman
  • Jayawijaya karya S. Munding Sari berbentuk roman

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com