KOMPAS.com - Dalam menentukan pendapatan yang akan digunakan untuk menghitung pajak penghasilan, dimungkinkan adanya pengurangan biaya seperti gaji, sewa, pemeliharaan, dan utilitas dari total pendapatan.
Namun, pengurangan total pendapatan tidak bisa dilakukan untuk biaya aset tetap yang umurnya relatif panjang atau lebih dari satu tahun.
Dikutip dari buku Matematika Bisnis Untuk Pemula (2021) oleh Muh. Irfandy Azis disebutkan, peraturan mengharuskan biaya barang (aset tetap) dikurangi selama masa manfaat aset tetap tersebut.
Proses pembagian pengurangan pajak penghasilan selama masa manfaat suatu aset tetap disebut depresiasi.
Dengan kata lain, pengertian depresiasi adalah mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.
Contoh depresiasi seperti perbaikan gedung, mesin, alat-alat kerja, truk, bangunan, dan lain sebagainya.
Baca juga: 4 Macam Pelaku Ekonomi yang Berbentuk Badan Usaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi atau penyusutan adalah faktor fisik, faktor fungsional, dan biaya depresiasi.
Berikut penjelasannya:
Faktor fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap yaitu aus karena pemakaian, umur, dan kerusakan-kerusakan yang terjadi.
Faktor fungsional yaitu ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produsi sehingga perlu diganti.
Selain itu, karena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi. Sehingga aktiva tersebut tidak lagi bisa digunakan.
Ada tiga faktor untuk membentuk biaya depresiasi, yaitu:
Baca juga: 8 Masalah Ekonomi di Indonesia
Cara menghitung depresiasi dapat dilakukan dengan beberapa metode, sebagai berikut:
Metode garis lurus menjadi cara menghitung depresasi yang sering digunakan karena sederhana. Dalam metode ini, beban depresiasi atau penyusutan setiap periode berjumlah sama. Rumusnya:
Depresiasi/tahun =