Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kalimat majemuk bertingkat merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari satu kalimat dasar dan anak kalimat.
Kalimat dasar memiliki fungsi sebagai inti kalimat (kalimat yang tidak bergantung pada kalimat mana pun).
Adapun, satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai anak kalimat atau pengisi salah satu unsur kalimat (kalimat yang bergantung pada kalimat lainnya).
Dalam penggunaanya, unsur kalimat yang dapat diubah fungsinya, seperti subjek, objek, atau keterangan.
Baca juga: Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Hal yang menjadi pembeda antara kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk yang lain adalah keberadaan dari anak kalimat dan inti kalimat.
Pada kalimat majemuk bertingkat, induk kalimat memiliki peran yang cukup penting sebagai kalimat inti atau kalimat utama.
Sementara itu, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat menjadi pengisi salah satu unsur.
Berdasarkan beberapa peran yang berbeda, anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, anak kalimat keterangan waktu, sebab, akibat, syarat, tujuan, cara, pengganti pewatas dan nomina.
Baca juga: Pengertian dan Perbedaan Kalimat Majemuk Setara dengan Bertingkat
Berikut uraiannya:
Anak kalimat yang pertama ini biasanya ditempatkan di posisi awal, akhir, di antara subjek dan predikat.
Dalam beberapa kesempatan anak kalimat keterangan waktu diletakkan di antara predikat dan objek pada induk kalimat.
Kata hubung atau konjungsi yang bisa digunakan pada anak kalimat ini, yaitu ketika, waktu, kala, saat, sesaat, tatkala, sesudah, setelah, dan sebelum. Contoh kalimatnya adalah:
Baca juga: 2 Jenis Kata Keterangan (Adverbia) dan Contohnya
Anak kalimat jenis ini memiliki sifat seperti anak kalimat keterangan waktu, tetapi kalimat ini lebih fokus membahas hubungan sebab.
Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung, seperti karena, sebab, dan lantaran. Berikut contoh kalimatnya:
Baca juga: Mengenal Hubungan Sebab Akibat dalam Bahasa Indonesia
Anak kalimat jenis ini menyatakan hubungan akibat, sehingga biasanya terletak di akhir, setelah induk kalimat.
Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung atau konjungsi seperti hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
Baca juga: Konjungsi Akibat (Konsekutif): Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Anak kalimat jenis ini fokus kepada menyatakan hubungan persyaratan. Beberapa tanda yang bisa dilihat dari kalimat ini, yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Sementara, untuk posisi anak kalimat ini bisa ditempatkan di bagian mana saja dalam kalimat. Berikut contoh kalimatnya:
Baca juga: Konjungsi Syarat (Kondisional): Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Anak kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk menyatakan hubungan tujuan. Beberapa tanda yang bisa digunakan untuk anak kalimat ini berupa kata hubung, seperti supaya, agar, untuk, dan guna.
Berikut contoh kalimatnya:
Baca juga: Konjungsi Tujuan (Final): Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Anak kalimat jenis ini bisa digunakan untuk menghubungkan keterangan cara. Anak kalimat ini bisa ditandai dengan kata hubung seperti, dengan, dan dalam.
Posisi dari anak kalimat keterangan cara juga dapat diletakkan di bagian mana saja pada kalimat. Contoh kalimatnya adalah:
Baca juga: Perbedaan Kalimat Deklaratif dan Imperatif
Anak kalimat jenis ini memiliki fungsi sebagai pelengkap nomina objek, subjek, maupun predikat.
Anak kalimat pengganti pewatas ini bisa dilihat dengan kata hubungan yang atau kata petunjuk itu. Contohnya adalah:
Anak kalimat jenis ini dapat dilihat dengan kata hubung bahwa. Anak kalimat pengganti nomina sendiri dapat menjadi subjek atau objek dalam setiap kalimat transitif.
Contohnya adalah:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.