Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimat Tunggal dan Majemuk: Ciri-ciri dan Contohnya

Kompas.com - Diperbarui 01/03/2022, 15:12 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kalimat dikatakan sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, karena memuat unsur yang utuh.

Dilansir dari buku Mengenal Ilmu Bahasa (2018) karya Yendra, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh.

Kalimat juga berarti satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yaitu berupa klausa atau susunan klausa yang membentuk sebuah kesatuan ujaran yang bermakna.

Singkatnya, kalimat terdiri dari klausa. Klausa adalah satuan bahasa yang terdiri dari unsur subjek dan predikat. Klausa juga dapat dibentuk dari unsur predikat saja, selama berpotensi menjadi kalimat.

Contoh klausa: mempercayainya, adiknya suster, ratusan jamaah haji, kepada hadirin sekalian, siswa itu pintar.

Memahami klausa penting dalam menganalisa kalimat. Klausa dapat membantu kita memahami jenis-jenis kalimat.

Terdapat berbagai jenis kalimat. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Baca juga: Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif

Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal disebut juga kalimat sederhana. Tidak ada kata penghubung atau konjungsi dalam kalimat tunggal.

Kalimat sederhana atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa atau satu kerangka.

Sederhananya, kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan memenuhi syarat sebagai kalimat utuh. Kalimat tunggal memuat satu subjek, satu predikat, dan satu objek atau keterangan. Contohnya sebagai berikut:

  • Kita pergi tamasya ke Bali.
  • Mereka makan sate lilit.
  • Wali Kota terpapar Covid-19.
  • Musik gamelan diputar oleh pegawai rumah makan.
  • Coba tanyakan pada dirinya.
  • Bolehkah aku pulang sekarang?
  • Jangan ganggu Adik!
  • Ibu dan bapak sudah sepuh.

Kalimat Majemuk

Sebagian besar kalimat majemuk, ditandai dengan kata penghubung atau disebut juga konjungsi. Jenis kalimat ini lebih kompleks karena memuat lebih dari satu klausa dan kalimat dasar.

Menurut Dendy Sugono dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019), kalimat majemuk diartikan sebagai kata-kata yang memiliki struktur kalimat yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.

Kalimat majemuk dibagi menjadi tiga, yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran. Berikut penjelasan singkatnya:

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara disebut juga kalimat majemuk koordinatif. Struktur kalimat di dalamnya terdapat paling sedikit dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.

Contohnya sebagai berikut:

  • Ibu memasak rendang dan aku sangat senang.
  • Gina menerima telepon, mencatat pesanan, kemudian melaporkannya pada petugas di gudang.
  • Adik ingin bermain di lapangan, tetapi ayah tidak mengizinkannya keluar rumah.
  • Kita harus memilih patuhi protokol atau terancam tertular Covid-19.
  • Jangan pernah datang lagi ke sini, atau aku akan lapor polisi!
  • Mungkinkah ia mencintaiku namun takut memulai hubungan ini?
  • Ketika aku pertama melihatnya, hatiku berdesir.

Baca juga: Kalimat Efektif: Pengertian, Ciri, Syarat, Unsur, Struktur, dan Contoh

Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu.

Contohnya sebagai berikut:

  • Pak Min datang menjemput ke sekolah, ketika saya dalam perjalanan menuju rumah.
  • Nadin janji membelikan boneka, kalau adik mendapat rangking satu di kelas.
  • Petugas KPPS menanggung risiko kematian yang besar, karena pemerintah mengadakan Pilkada serentak selama pandemi.

Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Contohnya sebagai berikut:

  • Kerja bakti di desa dapat menumbuhkan semangat gotong-royong dan kekeluargaan, karena melibatkan seluruh warga.
  • Rendang perlu dimasak cukup lama, kemudian diaduk teratur, agar cita rasa khas dari rempah-rempah di dalamnya keluar.
  • Jangan pernah kau anggap aku orangnya sabar hanya karena aku selalu diam, aku ini juga manusia yang punya perasaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com