Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit pada Mulut Manusia

Kompas.com - 29/09/2022, 10:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Mulut yang kering dapat disebabkan oleh terlalu sedikit minum, bernafas lewat mulut, mengonsumsi obat tertentu, penyakit yang mengenai kelenjar ludah (sindrom sjogren), dan usia lanjut. 

Peradangan dan infeksi kelenjar ludah sering disebabkan oleh batu yang menyumbat saluran ludah dan lebih sering terjadi dibandingkan tumor.

Setiap pembengkakan kelenjar ludah memerlukan perhatian medis. Untuk menentukan penyebabnya, dapat dilakukan biopsi terhadap jaringan kelenjar ludah.

Baca juga: Mengenal Kelenjar Pencernaan

Perubahan pada bibir

Bibir dapat mengalami perubahan dalam ukuran, warna, dan permukaannya. Beberapa dari perubahan ini tidak berbahaya, misalnya menipisnya bibir pada orang yang lanjut usia.

Perubahan lainnya dapat menunjukkan suatu kelainan medis. Berikut adalah jenis-jenis perubahan pada bibir:

  • Perubahan ukuran bibir

Suatu reaksi alergi dapat menyebabkan pembengkakan pada bibir. Reaksi ini dapat disebabkan oleh kepekaan terhadap makanan tertentu, obat-obatan, kosmetik, atau bahan iritan yang terdapat dalam udara. 

Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan pembengkakan bibir, yaitu Angioedema, suatu penyakit keturunan yang menyebabkan pembengkakan bibir secara berulang-ulang, dan Eritema multiformis, luka bakar karena sinar matahari atau cedera.

Baca juga: 8 Penyakit yang Mengintai Generasi Milenial

  • Warna permukaan bibir

Sinar matahari atau cuaca dingin dan kering dapat menyebabkan bibir terkelupas. Demikian juga halnya dengan reaksi alergi terhadap lipstik, pasta gigi, makanan, atau minuman. Setelah penyebab dihilangkan, biasanya bibir akan kembali normal.

Kadang diberikan salep kortikosteroid untuk menghentikan pengelupasan. Matahari juga dapat merusak, menyebabkan bibir menjadi keras dan kering, terutama bibir bawah. 

Bintik-bintik merah atau putih yang transparan merupakan tanda-tanda kerusakan yang meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Kerusakan akibat sinar matahari ini dapat dikurangi dengan melindungi bibir dengan produk bibir yang mengandung tabir surya atau dengan menggunakan topi lebar untuk melindungi wajah dari sinar matahari.

Baca juga: Mengapa Manusia Tidak Bisa Melihat Sinar Ultraviolet?

Perubahan pada lidah

Cedera adalah penyebab paling sering dari timbulnya rasa tidak nyaman di lidah. Lidah memiliki banyak ujung saraf untuk nyeri dan raba dan jauh lebih peka terhadap nyeri dibandingkan bagian tubuh lainnya.

Lidah dapat mengalami perubahan warna jika sering merokok atau mengunyah tembakau, memakan makanan tertentu, atau tumbuh bakteri berwarna pada lidah. 

Lidah juga akan tampak berambut setelah demam, setelah pengobatan antibiotik, atau jika terlalu sering menggunakan obat kumur peroksida.

Pangkal lidah dapat terlihat kehitaman jika seseorang menggunakan sediaan bismuth untuk sakit mag. Menyikat lidah dengan sikat gigi dapat menghilangkan perubahan warna tersebut.

Baca juga: Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

Suatu selaput putih pada tepi lidah yang bila diusap menimbulkan perdarahan, mungkin menunjukkan suatu thrush. Lidah yang kemerah-merahan dapat merupakan tanda dari anemia pernisiosa atau suatu kekurangan vitamin.

Anemia karena kekurangan zat besi juga membuat lidah terlihat pucat dan licin. Luka terbuka di lidah bisa disebabkan oleh virus Herpes simpleks, tuberkulosis, infeksi bakteri atau sifilis stadium dini.

Luka terbuka juga dapat disebabkan oleh alergi atau penyakit sistem kekebalan.

Glossitis adalah suatu peradangan pada lidah. Glossitis adalah suatu perasaan nyeri di lidah. Biasanya tidak memiliki penampakan yang khusus atau penyebab yang jelas, tetapi mungkin disebabkan oleh tekanan pada gigi oleh lidah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com