R. Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soeradji Tirtonegoro, Gondo Soewarno, Soelaiman, Angka Prodjosoedirdjo, M. Soewarno, Mohammad Saleh, dan RM. Goembrek adalah sembilan pendiri Budi Utomo. Meski kemudian, pengurus besarnya dijabat oleh orang lebih tua yang bergabung.
Sejak awal, Budi Utomo berprinsip untuk mencerdaskan bangsa, dan memang sengaja tidak berkenaan dengan politik.
Terbukti, dari 1908 sampai 1926, Budi Utomo masih bergerak di bidang sosial dan budaya, serta tidak menyentuh politik.
Pergerakan Budi Utomo berakhir pada 1935, saat organisasi ini melebur ke Partai Indonesia Raya (Parindra) yang dipimpin Soetomo
Dalam kongres pertamanya yang diadakan di Yogyakarta pada Oktober 1908, tujuan Budi Utomo turut dipaparkan.
Baca juga: Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo
Organisasi ini berhasil mengumpulkan 1.200 anggota dalam waktu 5 bulan. Setelah mendapat banyak dukungan, para pemuda memberi kesempatan golongan tua untuk menjabat.
Pada kongres itu, terpilih Raden Adipati Tirtokusumo sebagai ketua, dan dr. Wahidin Soedirohoesodo sebagai wakil ketua.
Adapun tujuan utama Budi Utomo yaitu menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Fokus utama organisasi ini terletak pada bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Awalnya, keanggotaan Budi Utomo terbatas hanya pada penduduk Jawa dan Madura. Namun, akhirnya meluas sampai Bali. Ini dilakukan dengan tidak melihat keturunan, jenis kelamin, atau agamanya.
Berikut beberapa tujuan Budi Utomo:
Baca juga: Kegiatan Budi Utomo: Organisasi yang Mengancam Belanda
Berdasarkan tujuan tersebut, Budi Utomo secara tersirat mencakup kehormatan bangsa.
Bangsa yang terhormat adalah bangsa yang memiliki kesamaan derajat dengan bangsa lain.
Sementara Bangsa Indonesia pada saat itu, dipandang tidak terhormat karena dijajah Belanda. Dari tujuan tersebut, Budi Utomo memiliki cita-cita tersembunyi, yang kemudian menjadi cita-cita kaum nasionalis Indonesia.
Meski begitu, Budi Utomo tetap tidak bisa mendeklarasikan dirinya sebagai organisasi politik. Karena Belanda selalu mengawasi pergerakan Budi Utomo dengan ketat.
Bahkan rapat yang dilakukan organisasi ini selalu diawasi. Bahkan Budi Utomo sempat dianggap sebagai ancaman bagi kedudukan bangsawan, yang saat itu menjadi penguasa birokrasi dan bekerja sama dengan Belanda.
Kehadiran Budi Utomo yang membangkitkan persatuan bangsa Indonesia memicu lahirnya organisasi lain. Oleh sebab itu, tanggal berdirinya Budi Utomo dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Baca juga: Tokoh Pendiri Budi Utomo: Pelajar STOVIA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.