Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Latar Belakang Berdirinya Budi Utomo beserta Tujuannya

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah organisasi yang dibentuk oleh beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen).

Tokoh pendiri organisasi Budi Utomo, antara lain Dr. Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Organisasi ini lahir pada 20 Mei 1908 di Jakarta.

Pendirian Budi Utomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Soedirohusodo yang sering berkeliling ke kota-kota besar di Jawa untuk mengampanyekan gagasan tentang bantuan dana bagi pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu sekolah.

Berdirinya Budi Utomo menjadi awal pergerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, meski pada awalnya organisasi ini hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.

Saat ini, tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Latar belakang berdirinya Budi Utomo

Pergerakan Budi Utomo diawali dengan didirikannya  STOVIA di penghujung abad ke-19, ketika berbagai wabah penyakit tersebar di Pulau Jawa.

Saat itu, pemerintah kolonial Belanda kesulitan untuk mengatasi masalah ini, karena sangat mahal untuk mendatangkan dokter dari Eropa.

Akhirnya, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk mendirikan STOVIA, guna menghasilkan dokter dari kalangan pribumi.

STOVIA membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya untuk menarik minat kaum Bumiputera.

Tidak hanya melahirkan dokter yang cakap dalam bidang kesehatan, STOVIA juga merupakan tempat persemaian para remaja pribumi untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.

Lahirnya Budi Utomo diawali dengan pertemuan antara pendiri Budi Utomo dengan dr. Wahidin Soedirohoesodo.

Saat itu, dr. Wahidin mencetuskan ide untuk mencerdaskan bangsa melalui "studiefonds" atau dana pendidikan agar tidak mudah diadu oleh penjajah.

Soetomo dan kawannya memiliki rasa nasionalisme dan perjuangan yang tinggi. Sehingga gagasan mereka pun cocok untuk dijalankan.

Setelah diskusi, akhirnya perhimpunan Budi Utomo dibentuk.

R. Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soeradji Tirtonegoro, Gondo Soewarno, Soelaiman, Angka Prodjosoedirdjo, M. Soewarno, Mohammad Saleh, dan RM. Goembrek adalah sembilan pendiri Budi Utomo. Meski kemudian, pengurus besarnya dijabat oleh orang lebih tua yang bergabung.

Sejak awal, Budi Utomo berprinsip untuk mencerdaskan bangsa, dan memang sengaja tidak berkenaan dengan politik.

Terbukti, dari 1908 sampai 1926, Budi Utomo masih bergerak di bidang sosial dan budaya, serta tidak menyentuh politik.

Pergerakan Budi Utomo berakhir pada 1935, saat organisasi ini melebur ke Partai Indonesia Raya (Parindra) yang dipimpin Soetomo

Tujuan Budi Utomo

Dalam kongres pertamanya yang diadakan di Yogyakarta pada Oktober 1908, tujuan Budi Utomo turut dipaparkan.

Organisasi ini berhasil mengumpulkan 1.200 anggota dalam waktu 5 bulan. Setelah mendapat banyak dukungan,  para pemuda memberi kesempatan golongan tua untuk menjabat.

Pada kongres itu, terpilih Raden Adipati Tirtokusumo sebagai ketua, dan dr. Wahidin Soedirohoesodo sebagai wakil ketua.

Adapun tujuan utama Budi Utomo yaitu menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Fokus  utama organisasi ini terletak pada bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.

Awalnya, keanggotaan Budi Utomo terbatas hanya pada penduduk Jawa dan Madura. Namun, akhirnya meluas sampai Bali. Ini dilakukan dengan tidak melihat keturunan, jenis kelamin, atau agamanya.

Berikut beberapa tujuan Budi Utomo:

Berdasarkan tujuan tersebut, Budi Utomo secara tersirat mencakup kehormatan bangsa.
Bangsa yang terhormat adalah bangsa yang memiliki kesamaan derajat dengan bangsa lain.

Sementara Bangsa Indonesia pada saat itu, dipandang tidak terhormat karena dijajah Belanda. Dari tujuan tersebut, Budi Utomo memiliki cita-cita tersembunyi, yang kemudian menjadi cita-cita kaum nasionalis Indonesia.

Meski begitu, Budi Utomo tetap tidak bisa mendeklarasikan dirinya sebagai organisasi politik. Karena Belanda selalu mengawasi pergerakan Budi Utomo dengan ketat.

Bahkan rapat yang dilakukan organisasi ini selalu diawasi. Bahkan Budi Utomo sempat dianggap sebagai ancaman bagi kedudukan bangsawan, yang saat itu menjadi penguasa birokrasi dan bekerja sama dengan Belanda.

Kehadiran Budi Utomo yang membangkitkan persatuan bangsa Indonesia memicu lahirnya organisasi lain. Oleh sebab itu, tanggal berdirinya Budi Utomo dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke