Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden RI Ketiga

Kompas.com - 30/08/2022, 18:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang populer dengan panggilan B. J. Habibie, adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. 

Sebelumnya, B. J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. 

Kemudian Pada 21 Mei 1998 B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden .

Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai seorang profesor dan ilmuwan dalam teknologi penerbangan internasional dan satu-satunya presiden Indonesia hingga saat ini yang berlatar belakang ilmuwan. 

B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa, ia berasal dari Pare-Pare Sulawesi Selatan.

Baca juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan BJ Habibie

Karir B. J. Habibie

FOTO DOKUMENTASI. Menteri negara Riset dan Tekonologi Prof.Dr.B.J. habibie (kanan) menjelaskan model pesawat terbang dari berbagai jenis dalam suatu pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia Ian Sinclair (tengah) di ruang kerja Menristek di Gedung BPP Teknologi Jakarta, Selasa (14/01/1983).ANTARA FOTO FOTO DOKUMENTASI. Menteri negara Riset dan Tekonologi Prof.Dr.B.J. habibie (kanan) menjelaskan model pesawat terbang dari berbagai jenis dalam suatu pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia Ian Sinclair (tengah) di ruang kerja Menristek di Gedung BPP Teknologi Jakarta, Selasa (14/01/1983).

Habibie lahir di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari Gorontalo.

Sebelum menjadi orang yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia, BJ Habibie pernah mengenyam pendidikan di SMAK Dago, Bandung, tahun 1954 dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karena kepintaran dan kecerdasannya, BJ Habibie akhirnya melanjutkan studinya di Jerman. Ia memilih jurusan KOnstruksi Pesawat Terbang di Rhenish Westfälische Technische Hochschule, Jerman.

Pengetahuannya mengenai teknologi semakin terasah. Di Jerman, Habibie tidak hanya kuliah melainkan sambil bekerja. 

Habibie pernah bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di Messerschmitt-Bolkow-Blohm yang berpusat di Hamburg, Jerman. 

Dari sinilah Habibie belajar menguasai teknologi dan menjadi ahli pesawat terbang yang pertama kali menciptakan pesawat terbang di Indonesia. 

Baca juga: Kebijakan Politik Masa Pemerintahan B. J. Habibie

Jadi tidak heran jika ia dijuluki sebagai Bapak Teknologi di Indonesia karena karyanya yang luar biasa.

Kemudian Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto. Setelah kembali ke Indonesia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998.

Ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.

Selain itu Habibi juga memimpin proyek pesawat N250 Gatot Kaca yang menjadi pesawat pertama buatan Indonesia. 

Meski sedang naik daun di tangan Habibie, industri tersebut terpaksa harus tutup karena imbas krisis moneter. 

Menjabat presiden 

Masa jabatan Habibie sebagai presiden terbilang singkat, yaitu sekitar 17 bulan. Habibie menjadi presiden mulai 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. 

Dengan masa jabatan yang singkat, Habibie banyak melakukan kebijakan yang terbilang krusial saat ini. Bahkan menjadi kunci masa transisi Indonesia dari masa Orde Baru ke Masa Reformasi. 

Habibie meletakkan beberapa fondasi dasar pemerintahan yang sampai sekarang masih berjalan. Salah satunya kebebasan pers. 

Baca juga: Penemuan BJ Habibie yang Diakui Dunia Internasional

Kejeniusan Habibie

Dilansir dari buku Masyarakat Cita: Konsepsi & Praktik (2021) oleh Natsar Desi dan kawan-kawan, kejeniusan dan penemuan Habibie juga diakui dunia internasional. Salah satunya adalah Crack Progression Theory

Crack progression theory digunakan untuk menjelaskan titik awal retakan pada bagian sayap dan badan pesawat. Dalam buku Smart Learning Skill 4.0 (2021) karya Miswan Thahadi, Habibie Factor merupakan rumus untuk mendeteksi titik awal keretakan, beserta perkembangannya.

Selain Habibie Factor, penemuan lainnya yang juga diakui dunia internasional adalah Habibie Theorem serta Habibie Method. Keduanya merupakan teori penting dalam dunia penerbangan.

Kisah asmara Habibie

Foto Habibie dan Ainun dalam salah satu ruangan di kediaman Presiden ketiga RI BJ Habibie di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.KOMPAS.com/SABRINA ASRIL Foto Habibie dan Ainun dalam salah satu ruangan di kediaman Presiden ketiga RI BJ Habibie di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Kisah asmara B. J. Habibie dan istri bermula sejak masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan berlanjut ketika bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung. 

Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sempat lama terpisah karena bekerja di jerman akhirnya Habibie kembali ke Indonesia dan menikahi Ainun. 

Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Ranggamalela, Bandung. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com