Beliau mulai memperkenalkan nama Indonesia pada kalangan organisasi-organisasi internasional.
Baca juga: Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharlal Nehru.
Aktivitas politik Hatta pada saat organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat.
Hatta akhirnya dibebaskan setelah berpidato dengan pidato pembelaan berjudul Indonesia Free.
Tahun 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.
Baca juga: Pertemuan Soekarno, Hatta, dan Radjiman dengan Terauchi di Dalat
Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras dari Hatta.
Beliau mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media. Akibat aksi Hatta tersebut, pemerintah Kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia dan menangkap para pimpinan partai untuk diungsikan ke Digul, Papua.
Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis di berbagai surat kabar. Beliau juga rajin membaca buku yang dibawanya dari Jakarta untuk kemudian diajarkan kepada teman-temannya.
Pada tahun 1935 saat pemerintahan Kolonial Belanda berganti, Hatta dan Sjahrir dipindah lokasikan ke Banda Neira. Di sana Hatta dan Sjahrir mulai memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah. Politik, dan lainnya.
Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942. Selang satu bulan, pemerintah Kolonial Belanda menyerah pada Jepang. Saat itu Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.
Baca juga: Diplomasi Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekaan RI
Awal Agustus 1945, BPUPKI berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan Soekarno sebagai dan Hatta sebagai wakil ketua.
Adapun, pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 tepatnya pukul 10.00 WIB, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan.
Beliau juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita citakannya.
Baca juga: Koperasi: Tujuan, Syarat Pendirian, dan Perannya dalam Kegiatan Ekonomi