Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Jepang datang dan menduduki Indonesia pada 8 Maret 1942, tepatnya setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat.
Selama masa penjajahan itu, beberapa organisasi dibentuk. Berikut beberapa organisasi pada masa pendudukan Jepang:
Dibentuk pada masa penjajahan Belanda, yakni September 1937). Pada masa pendudukan Jepang, organisasi ini tidak dibubarkan. Karena kegiatannya berfokus pada keagamaan dan bukan politik.
Strategi pergerakan yang diterapkan MIAI bersifat kooperatif. Sehingga perkembangannya yang demikian pesat, dinilai mengancam eksistensi pemerintah pendudukan Jepang.
Setelah dicurigai pihak Jepang, pada 1943, MIAI dibubarkan, dan sebagai penggantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Baca juga: Pendidikan Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Diketuai oleh K.H. Mas Mansur dan didampingi K.H. Hasyim Asyari.
Organisasi ini dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam, dan Sarekat Islam.
Masyumi memiliki visi bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad fisabilillah, yakni berjuang di jalan Allah, dalam berbagai bidang, termasuk politik.
Untuk mengikat hati rakyat, pada Maret 1942 didirikanlah organisasi Putera. Dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.
Pemerintah pendudukan Jepang ingin menggunakan tokoh pergerakan Indonesia sebagai simbol untuk membangkitkan semangat dan perasaan anti-bangsa kulit putih.
Adapun tugas Putera adalah memimpin rakyat Indonesia supaya mau menghapuskan pengaruh Barat. Sementara tujuannya, yaitu memusatkan seluruh kekuatan rakyat untuk membantu Jepang memenangkan perang di Asia Pasifik.
Baca juga: Organisasi Bentukan Jepang ketika Menjajah Indonesia
Organisasi masa pendudukan Jepang lainnya adalah Cuo Sangi In, atau yang disebut pula Badan Pertimbangan Pusat.
Cuo Sangi In dibentuk oleh Pemerintah Jepang. Awalnya, ditujukan untuk membuat Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia.
Namun, oleh para pemimpin pergerakan nasional, organisasi ini dimanfaatkan untuk mengimbangi politik Jepang.