Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Bentukan Jepang ketika Menjajah Indonesia

Kompas.com - 12/08/2022, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Selama menduduki Indonesia, Jepang membentuk beberapa organisasi baik militer maupun semimiliter untuk mempersiapkan kaum muda menjaga pertahanan Jepang. 

Beberapa organisasi bentukan Jepang di Indonesai, yaitu: 

  • Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)]
  • Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
  • Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
  • Cuo Sangi In
  • Jawa Hokokai
  • Seinendan, Fujinkai, dan Keibodan
  • Barisan Pelopor, Heiho, dan Pembela Tanah Air (PETA)
  • Dokuritsu Junbi Cosakai

Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Pendudukan Jepang

Berikut penjelasannya: 

Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI)

Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) yang terbentuk pada September 1937 pada masa penjajahan Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, organisasi ini tidak dibubarkan karena kegiatannya bersifat keagamaan. 

Kolonel Horie, pemimpin Bagian Pengajaran dan Agama yang dibentuk Jepang mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemuka agama Islam di seluruh Jawa Timur termasuk MIAI. 

Horie meminta umat Islam tidak melakukan kegiatan politik pada saat itu dan sebagai gantinya ulama dan umat Islam dapat mencurahkan kegiatan keagamaan melalui organisasi. 

Beberapa tugas MIAI yaitu: 

  • Menempatkan umay Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia
  • Mengharmonisasikan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman 
  • Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya

Dengan tugas-tugas tersebut, MIAI membuat program di antaranya membangu Masjid Agung di Jakarta dan mendirikan universitas. Namun Jepang hanya menyetujui pembentukan baitulmal atau lembaga pengelola amal. 

Karena bersifat kooperatif, Jepang juga memperbolehkan MIAI menerbitkan majalan yaitu Soera MIAI. 

Karena simpati umat Islam yang sangat besar terhadap MIAI, Jepang justru merasa waspada terhadap perkembangan MIAI. Terlebih dana yang terkumpul di Baitulmal disalurkan ke umat bukan ke Jepang. 

Melihat hal tersebut Jepang membubarkan MIAI pada November 1943 dan diganti dengan membentu Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). 

Baca juga: Mengenal Kabuki, Seni Teater Klasik Asal Jepang

Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)

Presiden Sukarno berbicara pada konvensi Partai Masyumi.Wikimedia Commons Presiden Sukarno berbicara pada konvensi Partai Masyumi.

Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi diketuai oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Asyari. 

Masyumi berkembang cukup pesat karena memiliki cabang di setiap karesidenan. Tugas utama Masyumi adalah meningkatkan hasil bumi dan mengumpulkan dana. 

Organisasi ini segera dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh dari pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam, dan Sarekat Islam. 

Seiring berjalannya organisasi, Masyumi berani menolak budaya Jepang yang tidak sesuai ajaran Islam, seperti seikerei atau posisi membungkuk 90 derajat ke arah Tokyo. 

Abdul Karim Amrullah, ayah dari Buya Hamnka menolak hal tersebut karena umat Islam hanya melakukan posisi tersebut ketika ruku saat shalat dan menghadap kiblat. 

Baca juga: Kedatangan Jepang ke Indonesia

Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Empat Serangkai, para pemimpin Putera, sedang menunggu kedatangan Perdana Menteri Jepang Tojo pada 1943. Dari kiri ke kanan: Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, Kiai Hadji Mas Mansoer. Paling kanan M Soetadjo Djojohadikoesoemo.NIOD Empat Serangkai, para pemimpin Putera, sedang menunggu kedatangan Perdana Menteri Jepang Tojo pada 1943. Dari kiri ke kanan: Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, Kiai Hadji Mas Mansoer. Paling kanan M Soetadjo Djojohadikoesoemo.

Untuk mengikat hati rakyat, pada 16 April 1943 didirikanlah Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com