Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Post-Impresionisme?

Kompas.com - 22/08/2022, 16:00 WIB
Anindita Sarah Firdausa,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Para penikmat seni lukis pasti tidak asing dengan Post-Impresionisme atau pascaimpresionisme. Post-Impresionisme sebenarnya bukanlah aliran seni. Post-Impresionisme adalah periode singkat pada akhir abad ke-19 dimana adanya sebuah gerakan seni yang didominasi Perancis. 

Dilansir dari Ensyclopaedia Britannica (2017), dalam lukisan barat, gerakan ini mewakili perpanjangan dari Impresionisme dan penolakan terhadap keterbatasan yang melekat pda gaya itu.

Istilah Post-Impresionisme

Istilah Post-Impresionisme diciptakan oleh kritikus seni Inggris Roger Fry untuk pelukis akhir abad ke-19 seperti Paul Cezanne, Georges Seurat, Paul Gauguin, Vincent van Gogh, dan lainnya. Hampir semua pelukis Perancis yang memulai sebagai Impresionis mulai meninggalkan gaya tersebut untuk membentuk seninya sendiri.

Jika sebelumnya, Impresionisme didasarkan pada perekaman obyektif alam dalam hal efek buronan warna dan cahaya, maka Post-Impresionisme menolak tujuan terbatas itu demi ekspresi yang lebih ambisius.

Seperti Paul Cezanne, salah satu tokoh yang pada awalnya beraliran Impresionisme. Paul mulai menarik diri dari kaum Impresionisme. Paul mulai melakukan pendekatan yaitu mengilhami lanskap dan benda mati dengan keabadian dan koherensi yang monumental.

Baca juga: Aliran Impresionisme : Pengertian, Ciri-ciri, dan Tokohnya

Paul mulai beralih pada penggambaran struktur yang mendasari bentuk-bentuk alam dan masalah menyatukan pola permukaan dengan kedalaman spasial. Seni ini menjadi inspirasi utama aliran kubisme yaitu berkaitan dengan penggambaran struktur obyek.

Sementara itu, pelukis lain, George Seurat mengungkapkan ide yaitu lukisan yang menunjukkan lebih banyak perhatian pada komposisi daripada lukisan-lukisan impresionis yang menyelidiki ilmu warna.

Georges Seurat mengambil titik tolak praktik impresionis menggunakan warna rusak untuk menyarankan cahaya berkilauan, Ia berusaha mencapai luminositas melalui formula optik, menempatkan titik-titik kecil berdampingan dengan warna kontras yang dipilih untuk berbaur dari kejauhan menjadi warna dominan.

Teknik ini disebut dengan Pointilisme. Pointilisme kemudian diadopsi oleh sejumlah pelukis kontemporer dan menjadi dasar gaya lukisan Neo-Impresionisme.

Selain Paul Cezanne dan Georges Seurat, pelukis lain juga mulai bereksperimen dengan lukisan masing-masing dan membentuk gaya lukis mereka sendiri.

Secara umum, Post-Impresionisme menjauh dari pendekatan naturalistik dan menuju dua gerakan utama seni awal abad ke-20 yang menggantikannya yaitu Kubisme dan Fauvisme. Gerakan ini berusaha membangkitkan emosi melalui warna dan garis.

Baca juga: Aliran Naturalisme: Pengertian, Ciri-ciri, dan Tokohnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com